Flores Timur – Tenda binatu (laundry) yang disediakan oleh Kementerian Sosial (Kemensos) di posko pengungsian Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), menjadi solusi bagi para penyintas, terutama kelompok rentan seperti lansia. Fasilitas ini dirancang untuk meringankan beban mereka dalam mencuci pakaian, memberikan kenyamanan di tengah situasi sulit pasca-bencana.
Petugas Posko Laundry Kemensos, Yulce Bara, menekankan bahwa tenda laundry ini sangat membantu, khususnya bagi lansia yang sering kesulitan mencuci pakaian di tempat umum seperti MCK atau sungai.
“Dengan adanya fasilitas ini, lansia tidak perlu lagi berjalan jauh ke sungai atau mengantre di MCK. Kami ingin memastikan mereka merasa terbantu,” ujar Yulce, Senin (25/11)
Tenda binatu tersebut dilengkapi dengan tiga unit mesin cuci, sabun, pewangi, keranjang pakaian, serta meja dan alat setrika. Para pengungsi dapat mencuci sendiri atau dibantu petugas, sementara proses menyetrika dilakukan secara mandiri oleh pengguna layanan.

Maria Yosevina, seorang siswi SMA berusia 15 tahun yang juga menjadi penyintas, merasa sangat terbantu. Sebelumnya, Maria harus berjalan jauh ke sungai untuk mencuci pakaian keluarganya.
“Fasilitas ini sangat meringankan tugas saya mencuci pakaian nenek dan adik-adik. Meski harus antre, ini jauh lebih mudah dibanding sebelumnya,” ungkap Maria.
Ia berharap alat-alat laundry tetap dirawat agar terus bisa digunakan oleh para pengungsi.
Taufik Syaera, petugas Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA) Kemensos, menyebutkan bahwa sembilan unit mesin cuci tambahan akan didistribusikan ke tiga titik posko pengungsian lain yang memiliki jumlah penyintas terbanyak.
“Tenda laundry menggunakan tenda serbaguna berukuran 12×6 meter, cukup luas untuk kebutuhan cuci pakaian para pengungsi,” jelasnya.
Untuk mendukung operasional, air diambil dari sumber lokal seperti sumur dan mata air, sementara petugas Tagana membantu pengoperasian mesin cuci. Selain tenda binatu, Kemensos juga merencanakan tenda dapur kreasi yang akan menyediakan jajanan dan makanan ringan untuk para pengungsi dan kelompok rentan seperti lansia.
“Layanan ini bertujuan untuk memanusiakan penyintas, memastikan mereka tidak hanya bertahan tetapi juga merasa nyaman selama masa pengungsian,” tutup Taufik.