Jakarta – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menyelesaikan pembangunan Sistem Hilir Tahap I dari Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Jatiluhur I. Proyek strategis ini menyediakan air minum curah bagi masyarakat di Jakarta dan wilayah sekitarnya. Dengan kapasitas mencapai 4.750 liter per detik, SPAM ini dirancang untuk melayani hingga 380.000 Sambungan Rumah (SR).
Plt. Direktur Jenderal Cipta Karya sekaligus Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan, Endra S. Atmawidjaja, mengatakan bahwa sistem ini memanfaatkan air baku dari Bendungan Jatiluhur di Jawa Barat. Tidak hanya memenuhi kebutuhan air bersih, tetapi juga berkontribusi mengatasi permasalahan penurunan muka tanah (land subsidence) di kawasan Pantai Utara Jakarta.
“Selain memenuhi kebutuhan air minum, proyek ini diharapkan dapat menekan pemanfaatan air tanah secara berlebihan yang menjadi penyebab utama penurunan permukaan tanah,” ujar Endra dikutip dari keterangan tertulis pada Senin (16/12)
Proyek yang dimulai sejak Juli 2023 ini dijadwalkan rampung pada 18 Desember 2024. Infrastruktur yang dibangun meliputi jaringan perpipaan transmisi dan distribusi, Reservoir Pondok Kopi, Reservoir Cilincing, serta Offtake Sentra Timur. Sistem DC Cilincing mencakup tiga segmen jaringan perpipaan utama yang bertugas mendistribusikan air hingga ke masyarakat.
Sumber air baku diambil dari Saluran Tarum Barat yang terhubung dengan Bendungan Jatiluhur. Setelah itu, air diproses di Instalasi Pengolahan Air (IPA) Bekasi berkapasitas 4.400 liter per detik. Hasil pengolahan tersebut disalurkan melalui jalur transmisi menuju wilayah pelayanan melalui berbagai titik offtake.
Pembangunan sistem ini dikelola oleh Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jakarta Metropolitan dengan pembagian pekerjaan menjadi tujuh paket utama. SPAM Regional Jatiluhur I menjadi bagian dari program peningkatan infrastruktur perkotaan yang diusung pemerintah untuk mendukung pembangunan berkelanjutan sekaligus meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Beroperasinya Sistem Hilir Tahap I ini, diharapkan akses masyarakat terhadap air minum layak di wilayah Jakarta dan sekitarnya akan semakin luas. Proyek ini juga menjadi langkah penting untuk mengatasi tantangan lingkungan, seperti penurunan muka tanah akibat penggunaan air tanah yang tidak terkendali.
“Ini adalah wujud nyata komitmen Kementerian PUPR untuk menyediakan infrastruktur berkelanjutan yang ramah lingkungan sekaligus memenuhi kebutuhan dasar masyarakat perkotaan,” tutup Endra.