Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menjamin ketersediaan dan mutu hasil perikanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama libur Hari Raya Natal hingga Tahun Baru 2025 (Nataru).
Kebutuhan konsumsi ikan diperkirakan meningkat sebesar 5,45 persen dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu dari 0,9 juta ton pada November 2024 menjadi 0,95 juta ton pada Desember 2024.
Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDS), Budi Sulistiyo, mengungkapkan bahwa produksi ikan dalam negeri pada Desember 2024 diperkirakan mencapai 1,22 juta ton, meningkat 5,39 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Estimasi ini didasarkan pada pola musim tangkap ikan dan produksi budi daya.
“Jadi, bisa kami pastikan bahwa stok ikan sampai akhir tahun nanti aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,” ujar Budi dikutip dari ketereangan tertulis KKP pada Kamis (26/12)
Data ini merupakan hasil koordinasi KKP dengan 38 Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi di Indonesia. Pemerintah memastikan distribusi ikan berjalan lancar demi memenuhi kebutuhan masyarakat di seluruh wilayah.
Menurut Budi, permintaan berbagai jenis ikan segar seperti nila, udang, bandeng, cumi-cumi, kakap, kerapu, dan cakalang diperkirakan meningkat. Selain itu, produk olahan seperti bakso ikan, dumpling, crabstick, dan ikan kaleng juga diprediksi mengalami kenaikan permintaan.
Dengan pasokan ikan yang melimpah, harga sebagian besar jenis ikan diperkirakan stabil hingga akhir tahun. Namun, beberapa jenis ikan, seperti nila dan udang, diperkirakan mengalami kenaikan harga moderat, antara 3-7 persen, akibat peningkatan permintaan.
Kenaikan permintaan ikan juga diprediksi terjadi di sektor hotel, restoran, dan katering (horeka), seiring dengan meningkatnya tingkat hunian hotel selama musim libur Natal dan Tahun Baru.
“Horeka telah mempersiapkan stok ikan untuk memenuhi kebutuhan selama liburan,” ujar Budi.
Budi juga menjelaskan adanya tren peningkatan permintaan terhadap produk olahan, ikan karang, cumi-cumi, dan udang. Permintaan ini diperkirakan naik sekitar 5-10%. Berdasarkan survei yang dilakukan di Kota Semarang pada 17 Desember 2024, sektor hotel, restoran, dan katering (horeka) menunjukkan peningkatan kebutuhan ikan yang signifikan. Hal ini seiring dengan tingginya tingkat hunian hotel yang sudah penuh dipesan untuk liburan Natal dan Tahun Baru.
“Kamar hotel yang sudah banyak dipesan dan full booked, permintaan ikan horeka saat Natal dan Tahun Baru diperkirakan akan mengalami peningkatan dibandingkan kondisi normal, sehingga horeka telah menyiapkan stok ikan,” ujar Budi.
KKP berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk Dinas Kelautan dan Perikanan, Asosiasi Pengusaha Jasaboga Indonesia (APJI), dan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI).
Selain memastikan ketersediaan stok, KKP melalui Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan (BPPMHKP) memantau mutu hasil perikanan di pasar domestik. Layanan penerbitan sertifikat mutu bagi pelaku usaha ekspor juga tetap berjalan selama periode Nataru.
“Selain memastikan stok perikanan untuk kebutuhan domestik, kualitasnya pun kami pantau agar masyarakat aman mengonsumsi ikan. Layanan terkait mutu untuk kegiatan ekspor juga tetap berjalan,” ungkap Kepala BPPMKP, Ishartini.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, menegaskan bahwa peningkatan konsumsi ikan berkontribusi besar pada pemenuhan kebutuhan protein masyarakat sekaligus mendukung kesejahteraan nelayan dan pembudidaya.