25.8 C
Jakarta
Rabu, Juni 11, 2025
BerandaKATA BERITANASIONALIsra Mikraj: Perjalanan Spiritual Rasulullah SAW dan Menegakkan Salat dalam Islam

Isra Mikraj: Perjalanan Spiritual Rasulullah SAW dan Menegakkan Salat dalam Islam

Jakarta – Umat Islam di seluruh dunia memperingati Isra Mikraj, peristiwa monumental yang menyimpan pesan mendalam bagi umat manusia. Menteri Agama, Nasaruddin Umar, menekankan bahwa salah satu pesan utama dari Isra Mikraj adalah pentingnya menegakkan salat sebagai kewajiban utama umat Islam.

Isra Mikraj: Perjalanan Spiritualitas yang Bermakna
Isra Mikraj merupakan perjalanan luar biasa Rasulullah SAW yang menjadi tonggak sejarah penting dalam Islam. Selain Isra Mikraj, terdapat dua perjalanan penting lainnya: Hijrah dari Mekkah ke Madinah sebagai momentum perubahan, dan Haji Wada yang menandai puncak kemenangan dakwah. Isra Mikraj sendiri menjadi simbol puncak perjalanan spiritual seorang hamba menuju Sang Pencipta, melambangkan kesempurnaan ruhani dan kebangkitan dakwah.

“Oleh-oleh Isra Mikraj adalah salat. Karenanya, pesan terpenting dari peringatan Isra Mikraj adalah menegakkan salat. Mari menegakkan salat,” ujar Nasaruddin Umar dikutip dalam keterangan tertulis pada Minggu (26/1) di Jakarta.

Isra Mikraj: Perjalanan Spiritual Rasulullah SAW dan Menegakkan Salat dalam Islam
Menteri Agama, Nasaruddin Umar saat memberikan sambutan. (katafoto/HO/Humas Kemenag)

Salat: Mi’raj Bagi Orang Mukmin
Dalam sabda Rasulullah SAW, salat disebut sebagai mi’raj-nya orang mukmin. Menurut Menteri Agama, salat merupakan fondasi spiritualitas dan pilar utama agama yang mengajarkan kedisiplinan, ketundukan, serta membangun hubungan erat dengan Allah SWT. Selain itu, penutupan salat dengan salam menyiratkan pesan penting tentang menebar kedamaian dan keselamatan.

“Salat menguatkan fondasi spiritual dalam membangunan umat dan bangsa. Ketika fondasi ini kuat, nilai-nilai keadilan, kedamaian, dan kesejahteraan akan tumbuh dan membawa manfaat bagi semua. Spiritualitas yang terinternalisasi dengan baik akan menjadi landasan untuk membangun persatuan, toleransi, dan harmoni sosial,” jelas Nasaruddin.

Menteri Agama menegaskan bahwa kesalehan yang diperoleh melalui salat tidak hanya untuk kepentingan pribadi, tetapi juga harus berdampak pada kesalehan sosial. Hal ini menjadi dasar bagi terciptanya masyarakat yang adil, harmonis, dan bermartabat.

“Salat mengajarkan keseimbangan antara hubungan dengan Allah SWT dan hubungan dengan sesama manusia. Ketika nilai-nilai ini terinternalisasi, akan tercipta persatuan, toleransi, dan harmoni sosial yang kokoh,” tambahnya.

Inspirasi dari Isra Mikraj untuk Masa Depan yang Lebih Baik
Melalui peringatan Isra Mikraj, umat Islam diajak untuk memperkuat iman, meningkatkan amal, dan berkontribusi dalam membangun masa depan bangsa yang lebih baik. Dengan menjadikan spiritualitas sebagai landasan dan salat sebagai pilar, diharapkan tercipta peradaban yang penuh rahmat dan keberkahan.

“Semoga peringatan Isra Mikraj kali ini menjadi momentum bagi kita semua untuk menghadirkan kehidupan yang lebih damai, adil, dan sejahtera, sesuai dengan pesan-pesan luhur Islam,” tutup Nasaruddin.

Baca Juga

Pakai Rompi Antipeluru, Menkeu dan Menhan Sambangi Papua Bahas Stabilitas Nasional

Papua —Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin bersama Menteri Keuangan...

Gunung Merapi Terus Muntahkan Lava, Warga Diminta Waspada

Yogyakarta - Gunung Merapi terus menunjukkan aktivitas vulkanik yang...

Transjabodetabek Bogor–Blok M Resmi Beroperasi, Ini Detail Rutenya

Jakarta - Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, meresmikan rute...

Gaji di Bawah Rp3,5 Juta? Cek Penerima BSU 2025 Lewat Kemnaker, BPJS, dan Pospay

Jakarta - Pemerintah kembali menggulirkan program Bantuan Subsidi Upah...

Presiden Prabowo Salat Iduladha di Istiqlal, Serukan Makna Kurban

Jakarta - Presiden Prabowo Subianto, melaksanakan Salat Iduladha 1446...

Ikuti kami

- Notifikasi berita terupdate

Terkini

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini