Jakarta – Nilai tukar rupiah mengalami pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sepanjang pekan yang berakhir pada Sabtu (01/2). Namun, kesalahan teknis pada layanan Google menyebabkan nilai rupiah di platform tersebut terlihat menguat lebih dari 50%.
Berdasarkan data Bloomberg Asian Pacific Currencies, rupiah di pasar spot melemah sebesar 0,82% dalam sepekan, ditutup di level Rp16.305 per dolar AS dari posisi awal pekan yang berada di Rp16.172 per dolar AS.
Sementara itu, Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) yang dirilis oleh Bank Indonesia (BI) mencatat pelemahan sebesar 0,69% dalam sepekan, dengan kurs rupiah berada di level Rp16.312 per dolar AS.
Pada perdagangan Kamis (30/1), rupiah tercatat melemah ke posisi Rp16.234 per dolar AS, turun 23 poin atau 0,14% dibandingkan hari sebelumnya. Pelemahan berlanjut pada Jumat (31/01), dengan nilai tukar rupiah turun ke level Rp16.298 per dolar AS, terdepresiasi 42 poin atau 0,26%.
Google Error: Nilai Tukar Rupiah Kacau
Masyarakat sempat dibuat bingung ketika nilai tukar rupiah di Google Search mengalami anomali pada Sabtu (1/2). Beberapa warganet melaporkan melalui media sosial X bahwa rupiah terlihat mengalami penguatan signifikan akibat kesalahan sistem.
Jagat maya dihebohkan dengan tampilan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) yang mencapai Rp 8.000-an di Google. Fenomena ini memicu beragam reaksi dari warganet, terutama di platform media sosial X (sebelumnya Twitter), hingga menjadi trending topic.
Beberapa kata kunci yang ramai diperbincangkan di antaranya 1USD, Error, USDT, Rupiah, dan Ngebug.
“Ikut kaget dapat kabar USD anjlok, senang rupiah menguat. Ngecek berita terbaru dan BCA, sepertinya Google sedang pusing,” ungkap salah satu netizen dengan akun @zoelfick.
“Data source google ngaco, dan menyebabkan informasi yang salah, 1 USD = 8000 IDR. Kenyataannya USD-IDR masih di kisaran 16.300,” tambah akun @Gank_Of_Petojo.
“Hari ini, banyak yang terkejut melihat nilai tukar 1 USD = 8.170 IDR di Google. Namun, perlu diketahui bahwa ini kemungkinan besar adalah kesalahan sistem atau glitch data,” ungkap akun @gstdnat.
Menurut pantauan di Google, nilai tukar rupiah tercatat di angka Rp 8.170 per USD. Angka ini bertolak belakang dengan kondisi pasar sebenarnya. Pada perdagangan Jumat (31/1), rupiah justru melemah 40 poin atau 0,25% menjadi Rp 16.297 per USD.
Google Indonesia pun segera memberikan klarifikasi terkait masalah ini. Communication Manager Google Indonesia, Feliciana Wienathan, menjelaskan bahwa data konversi mata uang di Google Search berasal dari pihak ketiga.
“Kami menyadari adanya masalah yang mempengaruhi informasi nilai tukar rupiah (IDR) di Google Search. Data konversi mata uang berasal dari sumber pihak ketiga,” ujar Feliciana kepada Beritasatu.com, Sabtu (01/02)
Ia menambahkan bahwa ketika kesalahan terdeteksi, pihak Google segera menghubungi penyedia data untuk melakukan perbaikan secepatnya.
“Ketika kami mengetahui ketidakakuratan, kami menghubungi penyedia data untuk memperbaiki kesalahan secepat mungkin,” tutupnya.