Jakarta – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terus berupaya mengantisipasi potensi lonjakan harga serta menjaga ketersediaan pangan menjelang Ramadan dan Lebaran 2025.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta, Suharini Eliawati, mengungkapkan bahwa sekitar 98 persen pasokan pangan Jakarta bergantung pada suplai dari luar daerah. Oleh karena itu, koordinasi dengan berbagai pihak menjadi faktor kunci dalam menjaga stabilitas harga di pasar.
“Kita ketahui bahwa untuk daging sapi pada akhir Januari hingga awal Maret mengalami kenaikan 0,15 persen, sementara beras medium naik 0,90 persen. Saat ini, yang perlu diperhatikan adalah stok dan kenaikan harga, terutama beras,” ujar Eliawati dikutip dalam laman berita jakarta pada Senin (17/2)
Eli menegaskan bahwa perlu adanya langkah strategis untuk memastikan harga tetap stabil serta pasokan pangan mencukupi kebutuhan masyarakat. Namun, ia memastikan bahwa stok beras untuk enam bulan ke depan berada dalam kondisi aman, berkat cadangan yang dikelola Badan Urusan Logistik (Bulog), Pusat Informasi Beras dan Komoditas (PIBC), serta PT Food Station Tjipinang Jaya.
Selain itu, Pemprov DKI Jakarta juga telah menjalin kerja sama dengan 39 kabupaten/kota penghasil pangan guna memperkuat pasokan berbagai komoditas hortikultura dan bahan pangan strategis lainnya. Kolaborasi ini dilakukan melalui beberapa skema, seperti trading, contract farming, dan on-farming.
“Mudah-mudahan upaya ini bisa menjaga inflasi di Jakarta tetap terkendali. Kebutuhan pangan tetap terpenuhi, dan kenaikan harga yang terjadi masih dalam batas wajar menghadapi Ramadan dan Lebaran,” pungkasnya.