Jakarta – Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (KemenPKP), Bank Indonesia (BI), Kementerian Keuangan (Kemenkeu), serta Kementerian Badan Usaha Milik Negara (KemenBUMN) terus memperkuat kerja sama guna mewujudkan program pembangunan tiga juta rumah bagi masyarakat melalui berbagai kebijakan strategis.
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait, menyatakan bahwa tim teknis yang dipimpin oleh Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara, saat ini sedang merancang langkah konkret guna mengimplementasikan kebijakan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
“Saya berterima kasih kepada Gubernur BI karena sangat cepat mendukung Program Tiga Juta Rumah. Bahkan, Gubernur BI juga menjawab bukan hanya tantangan perumahan, tetapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi delapan persen,” ujar Menteri PKP dalam pertemuan bersama Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (20/2)
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menegaskan bahwa pihaknya siap mendukung program Asta Cita pemerintah dengan meningkatkan insentif likuiditas bagi sektor perumahan.
“Dalam rapat ini, kami telah meningkatkan kebijakan insentif likuiditas dari sebelumnya empat persen menjadi lima persen dari dana pihak ketiga. Dengan demikian, total alokasi mencapai Rp80 triliun untuk mendukung program perumahan,” jelasnya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menambahkan bahwa pemerintah akan terus menyelaraskan kebijakan fiskal dan moneter guna memperkuat sektor perumahan.
“Dalam APBN 2025, telah dialokasikan Rp18 triliun dalam bentuk Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) untuk mendukung pembiayaan 220 ribu unit rumah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dengan suku bunga hanya lima persen selama 20 tahun,” ungkapnya
Sri Mulyani memastikan bahwa pemerintah akan terus mengembangkan instrumen kebijakan lain untuk memperbesar cakupan program, termasuk perbaikan rumah dan bantuan uang muka.
“Kami optimis program ini dapat diperluas untuk mencapai target yang lebih ambisius,” tambahnya.
Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir menilai bahwa langkah ini merupakan bukti nyata sinergi antara pemerintah dan Bank Indonesia dalam mencari solusi bagi masyarakat.
“Presiden memiliki visi besar untuk perumahan rakyat dan ini merupakan momentum penting untuk bersinergi guna mengatasi backlog perumahan yang masih cukup tinggi,” pungkas Erick Thohir.