Jakarta – Isak tangis Bawang Putih dan teriakan penuh emosi Bawang Merah menggema di Auditorium Seribu Rasa, Gatot Subroto. Adegan menguras emosi ini menjadi bagian dari pementasan teatrikal musikal “Bawang Putih dan Bawang Merah”, yang membuka acara transformasi wajah baru baru Indonesia Kaya, Selasa (3/6) di Jakarta.
Harmonisasi lagu dan akting para pemeran berhasil menghidupkan kembali cerita klasik yang menyentuh hati. Kehadiran penonton, termasuk awak media, disambut pertunjukan yang menyajikan kepedihan dan ketegangan secara dramatis dan memikat.
Indonesia Kaya merupakan platform pelestarian seni budaya yang telah 12 tahun mewadahi pertunjukan teater musikal di Indonesia. Dalam momentum ini, Indonesia Kaya memperkenalkan wajah barunya melalui rebranding logo, sebagai simbol semangat baru yang lebih relevan dengan perkembangan zaman.

Menurut Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation, peluncuran logo baru bukan sekadar perubahan visual, tetapi juga merupakan langkah pelestarian budaya yang dikemas lebih modern.
“Rebranding ini bukan cuma soal tampilan kekinian, tetapi juga wujud komitmen kami untuk terus mengangkat kebudayaan Indonesia dalam bahasa yang relevan dengan masa kini,” jelas Renitasari.
Logo baru tersebut merefleksikan penyatuan elemen budaya dengan sentuhan modern. Hal ini juga berlaku untuk berbagai inisiatif di bawah payung besar Indonesia Kaya seperti Galeri Indonesia Kaya dan Taman Indonesia Kaya, yang kini hadir dengan identitas visual yang lebih terpadu.
Renitasari menyebut, perubahan ini dilakukan karena Indonesia Kaya telah berkembang menjadi lebih dari sekadar galeri atau situs web. Kini, dengan berbagai program dan inisiatif baru, diperlukan identitas yang lebih kuat dan saling terhubung.
“Dulu logo ini hanya untuk situs dan galeri. Tapi sekarang ada taman, dan kemungkinan akan bertambah lagi ke depannya. Maka dari itu, kami merasa perlu memperkuat brand ini agar lebih menyatu,” lanjutnya.

Proses perancangan logo dilakukan melalui sayembara tertutup bekerja sama dengan Asosiasi Desainer Grafis Indonesia (ADGI), dengan Grand Indonesia sebagai mitra pendukung. Dari 20 peserta, tersaring lima finalis, hingga akhirnya terpilih satu pemenang asal Semarang yang karyanya kini resmi menjadi identitas baru Indonesia Kaya.
Huruf-huruf dalam logo “Indonesia Kaya” dirancang terinspirasi dari aksara Nusantara serta gerak tarian tradisional Indonesia, menciptakan bentuk yang dinamis namun sarat makna budaya.
“Bentuk font-nya terinspirasi dari aksara Jawa dan gerakan tradisional. Logo ini mencerminkan kekayaan ekspresi budaya sekaligus menegaskan fokus program kami di seni pertunjukan,” jelas Renitasari menutup penjelasannya.