27.8 C
Jakarta
Sabtu, Juni 21, 2025
BerandaKATA BERITAGAYA HIDUP & KESEHATANMaria Helena, Pelajar Papua Sulap Biji Pinang Jadi Jamu Penurun Gula Darah

Maria Helena, Pelajar Papua Sulap Biji Pinang Jadi Jamu Penurun Gula Darah

Tangerang – Biji pinang yang biasanya dikunyah bersama sirih kini punya potensi baru berkat inovasi seorang siswi asal Papua Selatan. Maria Helena Gesaur, pelajar kelas 12 di Sekolah Genius, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang, berhasil mengolah biji buah pinang menjadi jamu herbal yang berpotensi menurunkan kadar gula darah.

Maria, yang berasal dari Kabupaten Boven Digoel, Provinsi Papua Selatan, mendapatkan ide ini setelah mengamati tingginya kasus diabetes, terutama di wilayah Indonesia Timur. Bersama dua rekannya, ia mulai meneliti kemungkinan biji pinang digunakan sebagai bahan alami untuk membantu mengatasi penyakit tersebut.

“Diabetes cukup banyak terjadi di Indonesia, termasuk di Papua. Kami mencoba mencari solusi dan menemukan jurnal ilmiah yang menyebutkan biji pinang memiliki potensi menurunkan kadar gula darah,” ujar Maria pada Jumat (20/6).

Dilansir dari laman berita satu, penelitian mereka dilakukan selama satu tahun penuh, mulai dari kajian pustaka, proses pembuatan jamu, hingga tahap pengujian. Mereka menguji produk jamu tersebut pada mencit (tikus putih laboratorium), yang secara biologis memiliki kemiripan dengan manusia dalam hal respons metabolisme.

Maria Helena, Pelajar Papua Sulap Biji Pinang Jadi Jamu Penurun Gula Darah
Maria Helena, pelajar asal Papua Selatan menunjukan jamu penurun gula darah yang diolah dari biji pinang di Sekolah Genius, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang. (katafoto/HO/Wawan Kurniawan)

Hasil uji coba menunjukkan bahwa jamu dari biji pinang mampu menurunkan kadar glukosa dalam darah mencit. “Kami melihat ada penurunan signifikan kadar gula darah setelah pemberian jamu,” jelas Maria.

Meski hasil awalnya menjanjikan, Maria menekankan bahwa penelitian ini masih memerlukan penyempurnaan. Salah satu temuan mereka adalah bahwa mencit yang sehat juga mengalami penurunan kadar glukosa setelah diberikan jamu, yang menunjukkan kemungkinan adanya faktor lain yang turut memengaruhi hasil.

“Dari sini kami menyimpulkan bahwa ada variabel lain yang mungkin memengaruhi efek penurunan gula darah, jadi belum bisa diklaim sepenuhnya berasal dari jamu ini saja. Kami akan lanjutkan penelitian lebih mendalam,” tambahnya.

Inovasi yang dilakukan Maria mendapat apresiasi dari Gubernur Papua Tengah, Meki Nawipa. Ia menilai kehadiran Sekolah Genius sangat membantu pengembangan kualitas pendidikan dan sumber daya manusia (SDM) anak-anak Papua.

“Sekolah Genius adalah lembaga yang sangat berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan anak-anak Papua. Diharapkan mereka bisa menjadi agen perubahan, bukan hanya bagi Papua, tetapi juga bagi Indonesia,” ujar Meki.

Baca Juga

ASN Kini Bisa WFA, Pemerintah Resmikan Aturan Kerja Fleksibel

Jakarta - Pemerintah terus melanjutkan upaya reformasi birokrasi dengan...

LG ZonaSeru Central Park, Jelajahi Dunia AI dan Hiburan Teknologi Canggih

Jakarta - PT LG Electronics Indonesia resmi membuka LG...

Industri Mainan Jadi Andalan Ekspor, Indonesia Masuk 22 Besar Dunia

Jakarta - Di tengah tekanan ekonomi global, industri mainan...

Penipuan Digital Kian Marak, Satgas PASTI Blokir 427 Pinjol dan Investasi ilegal

Jakarta - Satuan Tugas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal (Satgas...

Peneliti UGM Temukan 7 Spesies Lobster Baru dari Perairan Papua Barat

Yogyakarta - Peneliti dari Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada...

Ikuti kami

- Notifikasi berita terupdate

Terkini

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini