Galih Putra Utama (kanan) bersama rekan-rekannya mengabadikan momen pelari yang melintas di Kawasan Tugu, Yogyakarta, Sabtu (12/7/2025). Galih bersama rekanya menjadi member Fotoyu, sebuah aplikasi pada gawai yang bisa melakuan penjualan foto. Dalam masa liburan dia bisa menghasilkan sekitar Rp 500 ribu per hari, sedangkan hari biasa dia hanya menghasilkan Rp 200 ribu. (katafoto/Dhoni Setiawan)
Galih Putra Utama (dua kiri) bersama rekan-rekannya mengabadikan momen pelari yang melintas di Kawasan Tugu, Yogyakarta, Sabtu (12/7/2025). Galih bersama rekanya menjadi member Fotoyu, sebuah aplikasi pada gawai yang bisa melakuan penjualan foto. Dalam masa liburan dia bisa menghasilkan sekitar Rp 500 ribu per hari, sedangkan hari biasa dia hanya menghasilkan Rp 200 ribu. (katafoto/Dhoni Setiawan)
Galih Putra Utama bersama rekan-rekannya mengabadikan momen pelari yang melintas di Kawasan Tugu, Yogyakarta, Sabtu (12/7/2025). Galih bersama rekanya menjadi member Fotoyu, sebuah aplikasi pada gawai yang bisa melakuan penjualan foto. Dalam masa liburan dia bisa menghasilkan sekitar Rp 500 ribu per hari, sedangkan hari biasa dia hanya menghasilkan Rp 200 ribu. (katafoto/Dhoni Setiawan)
Galih Putra Utama bersama rekan-rekannya mengabadikan momen pelari yang melintas di Kawasan Tugu, Yogyakarta, Sabtu (12/7/2025). Galih bersama rekanya menjadi member Fotoyu, sebuah aplikasi pada gawai yang bisa melakuan penjualan foto. Dalam masa liburan dia bisa menghasilkan sekitar Rp 500 ribu per hari, sedangkan hari biasa dia hanya menghasilkan Rp 200 ribu. (katafoto/Dhoni Setiawan)
Galih Putra Utama bersama rekan-rekannya mengabadikan momen pelari yang melintas di Kawasan Tugu, Yogyakarta, Sabtu (12/7/2025). Galih bersama rekanya menjadi member Fotoyu, sebuah aplikasi pada gawai yang bisa melakuan penjualan foto. Dalam masa liburan dia bisa menghasilkan sekitar Rp 500 ribu per hari, sedangkan hari biasa dia hanya menghasilkan Rp 200 ribu. (katafoto/Dhoni Setiawan)
Galih Putra Utama bersama rekan-rekannya mengabadikan momen pelari yang melintas di Kawasan Tugu, Yogyakarta, Sabtu (12/7/2025). Galih bersama rekanya menjadi member Fotoyu, sebuah aplikasi pada gawai yang bisa melakuan penjualan foto. Dalam masa liburan dia bisa menghasilkan sekitar Rp 500 ribu per hari, sedangkan hari biasa dia hanya menghasilkan Rp 200 ribu. (katafoto/Dhoni Setiawan)
Tren olahraga lari dan bersepeda yang kian marak membuka peluang baru di dunia fotografi jalanan. Banyak pelari ingin mengabadikan momen mereka layaknya atlet profesional. Namun, tak semua pelari nyaman difoto sembarangan—di sinilah muncul peluang bagi para fotografer lepas.
Beberapa waktu terakhir, fotografer berompi ungu bertuliskan FotoYu atau membawa atribut serupa mulai banyak terlihat di berbagai ajang lomba lari dan jalur olahraga publik. Mereka kerap berjejer di pinggir jalan, membidik para pelari dan pesepeda yang melintas dengan kamera profesional. Hasil foto kemudian dijual secara online kepada mereka yang ingin memiliki dokumentasi personal saat berolahraga.
Salah satu pelaku di balik lensa adalah Galih Putra Utama (38), warga Godean, Yogyakarta. Sudah dua setengah tahun ia menekuni aktivitas ini, hampir setiap hari berburu gambar di sekitar kawasan Tugu Yogyakarta.
“Bisa dibilang saya di sini hampir tiap hari, baik hari kerja maupun akhir pekan,” ujar Galih saat ditemui katafoto, Sabtu (12/7/2025).
Galih tak sendiri. Ia tergabung dalam komunitas beranggotakan sekitar 70 fotografer lepas yang tersebar dari Tugu hingga kawasan Malioboro. Meski bersaing, mereka tetap menjaga suasana kondusif dan saling menghargai.
Soal pendapatan, Galih mengaku bisa meraup hingga Rp500 ribu per hari di akhir pekan. Sedangkan di hari biasa, pendapatannya berkisar Rp200 ribu, meski tak menutup kemungkinan tidak mendapatkan hasil sama sekali.
“Kalau Sabtu-Minggu bisa dapat Rp500 ribuan. Hari biasa ya sekitar Rp200 ribuan. Tapi kadang juga nihil,” ungkapnya.
Bagi Galih, memotret pelari dan pesepeda bukan satu-satunya pekerjaan. Ia juga kerap terlibat dalam proyek-proyek pembangunan dan desain arsitektur.
“Saya memang ada kerjaan lain. Bisa gambar arsitek, kadang ikut proyek. Karena bisa dikerjakan dari mana saja, jadi tetap bisa fleksibel sambil motret,” jelasnya.
Profesi ini tak hanya memberinya penghasilan tambahan, tetapi juga ruang untuk menyalurkan hobi dan berinteraksi dengan komunitas olahraga yang terus berkembang di Yogyakarta.