32.9 C
Jakarta
Senin, Oktober 13, 2025
BerandaKATA EKBISENERGIPakar Bongkar Fakta, BBM Pertamina dengan Etanol 3,5 Persen Aman untuk Mesin

Pakar Bongkar Fakta, BBM Pertamina dengan Etanol 3,5 Persen Aman untuk Mesin

Jakarta – Sejumlah pakar energi menilai kekhawatiran sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) swasta terhadap kandungan etanol dalam bahan bakar minyak (BBM) dasar yang diimpor PT Pertamina (Persero) tidak memiliki dasar teknis yang kuat.

Guru Besar Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof. Tri Yuswidjajanto, menjelaskan bahwa pencampuran etanol dalam BBM merupakan praktik umum di banyak negara. Bahkan, kadar etanol di luar negeri jauh lebih tinggi dibandingkan milik Pertamina yang hanya 3,5 persen.

“Di Amerika Serikat, bensin dengan campuran etanol 10 persen dijual bebas dan tidak menimbulkan masalah pada mesin kendaraan. Di Brasil, kandungan etanolnya bahkan mencapai 85 persen, dan di Australia juga sudah diterapkan,” ujar Tri saat dikonfirmasi di Jakarta, Senin (6/10).

Menurutnya, kadar etanol sebesar 3,5 persen tidak memengaruhi performa mesin maupun konsumsi bahan bakar secara signifikan. Meski kandungan energi etanol lebih rendah dibanding bensin—yakni sekitar 26,8–29,7 megajoule per kilogram versus 40 megajoule per kilogram—perbedaan tersebut sangat kecil.

“Jika etanolnya hanya 3,5 persen, penurunan energi hanya sekitar satu persen. Artinya, daya mesin nyaris tak berubah dan konsumsi BBM tetap efisien. Secara internasional, dampak baru terasa kalau kadar etanol mencapai dua kali lipat dari itu,” jelasnya dikutip dari laman infopublik.

Tri menilai keberatan SPBU swasta terhadap penggunaan BBM dasar dari Pertamina lebih disebabkan oleh kepentingan bisnis ketimbang faktor teknis.

“Ini lebih ke upaya menekan pemerintah agar memberikan kembali kuota impor kepada mereka,” tegasnya.

Pandangan serupa disampaikan Muhammad Rifqi Dwi Septian, dosen Rekayasa Minyak dan Gas Institut Teknologi Sumatera (Itera). Ia menilai kekhawatiran soal risiko kerusakan mesin akibat etanol terlalu dibesar-besarkan.

“Selama produksi dan penyimpanan sesuai standar, risikonya sangat kecil. Kendaraan modern saat ini juga sudah kompatibel dengan bahan bakar campuran etanol,” ujarnya.

Rifqi menambahkan, penggunaan etanol dalam BBM justru memberi manfaat lingkungan karena membantu menekan emisi gas buang.

“Etanol memiliki kandungan oksigen tinggi yang membuat pembakaran lebih sempurna. Akibatnya, emisi karbon monoksida dan hidrokarbon bisa berkurang, sehingga lebih ramah lingkungan,” tambahnya.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi menyampaikan bahwa kendaraan di Indonesia sebenarnya sudah kompatibel dengan kadar etanol hingga 20 persen.

Namun, penerapan di Indonesia masih dibatasi maksimal lima persen karena menyesuaikan dengan ketersediaan bahan baku etanol lokal, seperti tebu dan jagung.

“Menteri ESDM Bahlil Lahadalia juga belum mengizinkan impor bahan baku etanol, sehingga kadar etanol dalam BBM nasional belum bisa dinaikkan hingga 20 persen,” jelas Eniya.

Baca Juga

Dubes Polandia: Indonesia Punya Potensi Jadi Kekuatan Baru Industri Gim Global

Bali - Duta Besar Polandia untuk Indonesia, Barbara Magda...

Banyak Pelanggaran Hukum, DPR Minta OJK Hapus Aturan Debt Collector

Jakarta - Anggota Komisi III DPR RI, Abdullah, mendesak...

Gus Ipul: Marsinah Bukan Pejabat, Tapi Keberaniannya Mengguncang Nurani Bangsa

Nganjuk- Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau yang akrab disapa...

Lulusan Vokasi Disabilitas Kini Bisa Dapat Sertifikasi Resmi

Jakarta - Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan), Donny Ermawan Taufanto,...

Jakarta Jadi Magnet Investor Dunia, Nilai Proyek Capai Rp430,9 Triliun

Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menegaskan komitmen...

Ikuti kami

- Notifikasi berita terupdate

Terkini

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini