32.9 C
Jakarta
Senin, Oktober 13, 2025
BerandaKATA EKBISAGRIBISNISProduksi Naik Tajam, Indonesia Siap Hentikan Impor Beras

Produksi Naik Tajam, Indonesia Siap Hentikan Impor Beras

Jakarta – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memastikan bahwa Indonesia akan mencapai swasembada beras lebih cepat dari target yang ditetapkan sebelumnya.

Hal itu ia sampaikan usai menghadiri rapat terbatas bersama Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara, Jakarta, Kamis (9/10).

Menurut Amran, Presiden Prabowo memberikan arahan agar target swasembada pangan, khususnya beras, dipercepat secara signifikan.

“Awalnya target empat tahun, lalu dipangkas jadi tiga tahun, dan kini hanya satu tahun. Insyaallah dua sampai tiga bulan ke depan Indonesia sudah tidak impor beras lagi,” ujar Amran di hadapan awak media.

Ia menjelaskan bahwa percepatan tersebut merupakan hasil dari kerja keras petani di seluruh Indonesia serta dukungan penuh Presiden Prabowo terhadap ketahanan pangan nasional.

“Presiden benar-benar fokus pada kemandirian pangan. Tujuannya agar petani makin sejahtera dan Indonesia bisa berdiri di atas kaki sendiri,” ungkapnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras nasional tahun ini telah mencapai 33,1 juta ton dan diprediksi menembus 34 juta ton hingga akhir 2025. Kenaikan sekitar 4 juta ton dibanding tahun lalu menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah di sektor pertanian mulai membuahkan hasil nyata.

Selain itu, pada September 2025 tercatat deflasi beras sebesar 0,13 persen, pertama kalinya dalam lima tahun terakhir di masa paceklik. Kondisi ini menandakan ketersediaan beras yang cukup dan harga yang terkendali di tingkat konsumen.

“Stok cadangan beras pemerintah kini mencapai 3,8 juta ton, ditambah satu juta ton lagi untuk operasi pasar. Artinya, pangan kita aman bahkan surplus,” tutur Amran.

Lebih jauh, Mentan Amran menambahkan bahwa FAO menempatkan Indonesia sebagai negara dengan peningkatan produksi pangan terbesar kedua di dunia setelah Brasil. Sementara itu, Nilai Tukar Petani (NTP)—indikator kesejahteraan petani—melonjak menjadi 124,36 poin, jauh di atas target nasional sebesar 110 poin.

“Kenaikan NTP menunjukkan petani kita semakin makmur. Ini hasil kerja keras mereka yang luar biasa,” ujarnya.

Amran juga menekankan pentingnya hilirisasi sektor pertanian untuk memperkuat ekonomi pedesaan dan menambah nilai produk di dalam negeri.

“Kita tidak boleh hanya mengekspor bahan mentah. Semua harus diolah di dalam negeri agar nilai tambahnya dinikmati rakyat sendiri,” tegasnya.

Menutup pernyataannya, Amran menyampaikan optimisme bahwa Indonesia kini berada di jalur yang tepat menuju kemandirian pangan nasional di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo.

“Dengan kerja sama semua pihak, terutama para petani, cita-cita swasembada bisa segera terwujud,” pungkasnya.

Baca Juga

Masjid Bisa Jadi Motor Ekonomi, Begini Cara BMM Madada Kurangi Ketergantungan Pinjol

Jakarta - Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Bimas Islam)...

Eastspring Gandeng DBS Indonesia Hadirkan Reksa Dana ESIGMA

Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia resmi meluncurkan produk...

Presiden Prabowo Resmi Lantik Dony Oskaria Jadi Kepala BP BUMN

Jakarta - Presiden Prabowo Subianto resmi melantik Kepala dan...

Banyak Pelanggaran Hukum, DPR Minta OJK Hapus Aturan Debt Collector

Jakarta - Anggota Komisi III DPR RI, Abdullah, mendesak...

Prestasi Melesat, TPFx Pertahankan Gelar dengan Volume Transaksi Tertinggi

Jakarta - PT TPFx kembali mencatat prestasi membanggakan setelah...

Ikuti kami

- Notifikasi berita terupdate

Terkini

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini