Jakarta – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menekankan pentingnya kolaborasi strategis antara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam menghadapi ancaman non-militer, terutama pandemi dan penyakit menular.
“Sepanjang sejarah, penyakit menular adalah pembunuh terbesar umat manusia, bahkan lebih besar daripada perang,” ujar Budi saat meninjau pembangunan Markas Batalyon Teritorial Pembangunan (MA Batalyon TP) 835 di Desa Kerekeh, Sumbawa Besar, Sabtu (18/10).
Ia mencontohkan berbagai wabah mematikan seperti Black Death, Spanish Flu, hingga COVID-19 yang telah merenggut ratusan juta jiwa di seluruh dunia.
“Pandemi COVID-19 bahkan menjadi perang dunia modern yang paling menyita perhatian seluruh pemimpin,” tambahnya dikutip dalam keterangan tertulis.
Menurut Budi, konsep pertahanan nasional tidak hanya berfokus pada kekuatan militer, tetapi juga pada kemampuan melindungi rakyat dari ancaman penyakit. Hal ini, kata dia, merupakan bagian penting dari sistem pertahanan semesta.
Ia menegaskan bahwa sinergi antara TNI dan Kemenkes dibutuhkan untuk memperkuat sistem surveilans kesehatan nasional, terutama di wilayah terpencil dan perbatasan. Dengan kerja sama ini, Indonesia diharapkan lebih siap dalam menghadapi potensi wabah di masa depan.
Selain meninjau pembangunan markas batalyon, Budi juga menyoroti progres pembangunan RSUD Sumbawa yang telah berjalan sejak 2019.
“Nanti kekurangannya akan saya koordinasikan dengan Kementerian Keuangan agar bisa segera rampung,” ujarnya.
Markas Batalyon TP 835 sendiri berdiri di atas lahan hibah seluas 50 hektare dari Pemerintah Kabupaten Sumbawa. Satuan ini memiliki peran strategis dalam mendukung pembangunan sosial, sektor pertanian, serta kesehatan masyarakat di wilayah tersebut.
Kerja sama lintas kementerian antara Kemenkes dan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) telah dimulai sejak Juli 2025, melalui penandatanganan nota kesepahaman bersama BPOM. Sinergi ini mencakup kolaborasi antar rumah sakit, penguatan layanan kesehatan di daerah rawan, serta pemenuhan kebutuhan obat melalui Pusat Farmasi Pertahanan Negara.
Sejak 2021, Kemenkes juga aktif mendukung TNI dalam berbagai program, seperti pelatihan Tenaga Cadangan Kesehatan (TCK), pembentukan Emergency Medical Team (EMT), serta penyediaan logistik dan obat-obatan untuk misi kemanusiaan, termasuk bantuan ke Gaza.
Menutup kunjungannya, Budi mengingatkan pentingnya menjaga kebugaran fisik di kalangan prajurit.
“Saya ingin tidak ada prajurit yang meninggal karena penyakit sebelum pensiun. Kalau bisa, rata-rata usia prajurit kita mencapai di atas 80 tahun,” tutupnya.