Jakarta – Festival Musikal Indonesia (FMI) kembali digelar tahun ini sebagai ajang yang memadukan lagu, tarian, dan drama dalam satu panggung megah yang menampilkan kekayaan budaya Nusantara. Diselenggarakan oleh Eksotika Karmawibhangga Indonesia (EKI) Foundation bersama Indonesia Kaya, festival ini akan berlangsung di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, pada 14–16 November 2025.
Kegiatan ini menjadi wadah bagi seniman serta komunitas musikal dari berbagai daerah untuk menampilkan karya yang menggabungkan unsur budaya lokal dengan format musikal modern.
Indonesia Kaya menilai bahwa teater musikal merupakan bentuk ekspresi seni yang lengkap karena menggabungkan unsur tari, musik, vokal, dan peran dalam satu kesatuan yang utuh. Format ini dianggap sebagai cara efektif untuk melestarikan warisan budaya Indonesia dengan kemasan yang lebih modern dan relevan bagi generasi muda.
“Kami percaya teater musikal adalah medium yang kuat untuk mengekspresikan budaya dan identitas bangsa. Melalui Festival Musikal Indonesia, kami ingin membuka ruang kolaboratif dan inklusif bagi para pelaku seni dari berbagai daerah untuk berkarya dan menjangkau audiens yang lebih luas,” ujar Billy Gamaliel, Program Manager Indonesia Kaya.

Setelah sukses menjaring talenta dari luar Pulau Jawa pada tahun lalu, FMI 2025 memperkenalkan sistem open call yang memberi kesempatan kepada seniman dan kelompok musikal dari seluruh Indonesia untuk mengajukan karya mereka. Proses ini membuka peluang bagi komunitas, sanggar, hingga kelompok independen untuk tampil di panggung nasional.
“Sejak awal, Festival Musikal Indonesia kami rancang sebagai ruang bagi pelaku seni untuk menampilkan potensi dan menumbuhkan semangat kolaborasi. Setiap tahun, kami melihat semakin banyak talenta baru yang membawa warna segar bagi dunia musikal tanah air,” kata Aiko Senosoenoto, Penggagas Festival Musikal Indonesia.
Antusiasme tinggi terlihat dari lebih dari 80 komunitas musikal yang mendaftar untuk berpartisipasi dalam festival tahun ini. Setelah melalui proses kurasi administratif dan penilaian konsep, 32 komunitas berkesempatan melakukan pitching di hadapan dewan kurator, dan delapan komunitas terbaik dipilih untuk tampil di panggung utama, ditambah satu komunitas tamu.
Proses seleksi dilakukan oleh kurator ternama seperti Mariska (tari), Gabriel Harvianto (vokal), Oni Krisnerwinto (musik), Rangga Riantiarno (teater), dan Iskandar Loedin (artistik).
Tahun ini, FMI menghadirkan peningkatan signifikan dari sisi produksi dan pengalaman menonton. Sebanyak 12 komunitas dari Bali, Surabaya, Solo, dan Jakarta akan menampilkan karya di tiga teater TIM: Teater Besar, Teater Kecil, dan Teater Wahyu Sihombing. Setiap panggung dirancang dengan konsep visual imersif melalui tata cahaya modern, artistik yang kuat, dan aransemen orkestra yang berpadu dengan nuansa budaya daerah.
“Seru banget bisa jadi bagian dari Festival Musikal Indonesia tahun ini. Melihat banyak teman-teman dari berbagai daerah tampil dan berbagi cerita lewat karya mereka itu luar biasa,” ungkap Quinn Salman, Brand Ambassador FMI 2025.

Tak hanya menjadi ajang pertunjukan, FMI 2025 juga berfungsi sebagai ruang pertemuan ide dan kolaborasi lintas disiplin antara seniman tari, teater musikal, dan musisi tradisional. Festival ini diharapkan mampu memperkuat ekosistem seni pertunjukan Indonesia yang berdaya saing dan berkelanjutan.
“Kami berharap inisiatif ini bisa menjadi pemicu tumbuhnya ekosistem seni pertunjukan yang kuat dan profesional. Melalui seni dan budaya, Indonesia bisa terus tumbuh menjadi bangsa yang berdaya,” tutup Billy.
Festival Musikal Indonesia 2025 akan digelar pada 14–16 November 2025 di Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Tiket dapat dibeli secara daring melalui BookMyShow.com, dengan harga mulai dari Rp150.000 (one day pass) hingga Rp350.000 (three day pass).

