Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus mendorong peningkatan kualitas layanan kesehatan ibu hamil dengan menargetkan delapan kali pemeriksaan selama masa kehamilan, sejalan dengan standar pelayanan di negara maju. Program ini diperkuat melalui inisiatif dokter spesialis keliling (Speling) yang menghadirkan dokter kandungan langsung ke desa-desa.
Wakil Menteri Kesehatan, dr. Benjamin Paulus Octavianus, mengapresiasi langkah tersebut dan menilai pendekatan yang dilakukan Pemerintah Jawa Tengah mampu meningkatkan kualitas kesehatan ibu dan bayi. Menurutnya, pelayanan langsung oleh dokter spesialis menjadi terobosan penting dalam mencegah risiko komplikasi kehamilan.
“Dulu saat saya kuliah kedokteran, pemeriksaan kehamilan atau antenatal care hanya dilakukan empat kali. Sekarang sudah meningkat menjadi enam kali. Kalau di sini bisa sampai delapan kali seperti di negara maju, tentu lebih baik,” ujar dr. Benny.
Ia menekankan bahwa pemeriksaan rutin memungkinkan deteksi dini terhadap berbagai masalah kesehatan janin. “Dengan USG, kondisi janin dapat diketahui sejak awal, termasuk posisi atau potensi kelainannya,” tambahnya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menjelaskan bahwa perluasan akses pemeriksaan kehamilan merupakan bagian dari strategi pembangunan kesehatan berbasis desa. Menurutnya, program Speling tidak sekadar layanan medis, tetapi juga menjadi sistem penguatan data dan pemantauan kesehatan masyarakat secara berlapis.
“Di sana dilakukan pemeriksaan menyeluruh, mulai dari pemeriksaan dalam, kesehatan mental, hingga aspek kesehatan lainnya,” jelas Gubernur Ahmad.
Ia menambahkan, kegiatan ini juga berfungsi sebagai upaya pemetaan kondisi kesehatan masyarakat di berbagai wilayah. Dengan demikian, pemerintah dapat merancang kebijakan kesehatan yang lebih tepat sasaran sekaligus memastikan akses layanan medis yang merata bagi seluruh warga Jawa Tengah.

