Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung penggunaan kendaraan listrik di Indonesia dengan mengembangkan Bengkel Konversi di bawah Science Techno Park (STP) Otomotif ITS. Bengkel ini telah beroperasi sejak 2022 dan kini dikembangkan untuk tidak hanya melakukan konversi kendaraan tetapi juga pengujian dan produksi kendaraan listrik.
Manajer STP Otomotif ITS, Prof. Dr. Bambang Sudarmanta, menyatakan bahwa bengkel ini adalah wujud dukungan ITS terhadap percepatan penggunaan kendaraan listrik untuk mengurangi emisi karbon dioksida sesuai dengan target pemerintah. Bengkel ini memberikan solusi alternatif bagi masyarakat dengan memfasilitasi pengubahan kendaraan berbahan bakar fosil menjadi kendaraan listrik.
“Bengkel ini memungkinkan konversi kendaraan berbasis mesin pembakaran dalam (internal combustion engine) menjadi kendaraan listrik yang ramah lingkungan,” ungkap Bambang di Surabaya, seperti dikutip dari laman ITS pada Senin (30/12)

Sebelumnya, bengkel konversi harus mengirimkan kendaraan hasil konversi ke balai uji Kementerian Perhubungan (Kemenhub), yang menambah biaya konversi. Namun, perubahan regulasi pada 2023 mengklasifikasikan bengkel konversi menjadi tipe A dan tipe B.
- Bengkel Konversi Tipe A: Dapat melakukan konversi, mengajukan uji tipe, dan mengendalikan kualitas secara mandiri.
- Bengkel Konversi Tipe B: Hanya diizinkan melakukan konversi dan mengajukan uji per unit kendaraan.
ITS saat ini tengah mengembangkan bengkel agar memenuhi standar tipe A melalui peningkatan fasilitas, tata letak, sumber daya manusia (SDM), serta sarana promosi dan layanan pelanggan melalui media digital.
Bengkel Konversi STP Otomotif ITS kini dalam tahap pengajuan sertifikasi untuk mendapatkan status sebagai bengkel tipe A. Proses verifikasi telah selesai, dan tahap visitasi dijadwalkan pada awal 2025. Dengan sertifikasi ini, ITS akan dapat melakukan pengujian untuk berbagai jenis kendaraan, termasuk roda dua, tiga, dan empat.
Bengkel ini telah berhasil mengonversi berbagai jenis kendaraan seperti Yamaha Vixion, Honda Beat Fi, hingga Yamaha NMax. Selain konversi, bengkel ini juga memproduksi produk custom seperti E-Trail, E-Scrambler, Roda 3 Sampah EV, dan i-Car ITS.
“Produksi custom ini dilakukan sepenuhnya dari awal hingga selesai,” jelas Bambang.
Pengembangan bengkel ini diharapkan dapat mendukung ekosistem kendaraan listrik di ITS dan menjadi wadah pembelajaran bagi mahasiswa agar mereka memiliki keterampilan tinggi setelah lulus.
“Kami berharap bengkel ini menjadi motor penggerak dalam memajukan kendaraan listrik di Indonesia sekaligus meningkatkan kualitas lulusan ITS,” tutup Bambang.