Jakarta – Program Angkutan Udara Perintis 2025 resmi diluncurkan pada Rabu, (15/01), dengan acara penyerahan kontrak di Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta. Program ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk memperkuat konektivitas di wilayah 3TP (Terpencil, Terdepan, Tertinggal, dan Perbatasan), sekaligus mendorong pemerataan pembangunan di seluruh Indonesia.
Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Perhubungan Udara, Lukman F. Laisa, menegaskan bahwa program ini menjadi prioritas pemerintah. Ia menjelaskan, sebagai negara kepulauan yang memiliki tantangan geografis yang signifikan, Indonesia memerlukan solusi transportasi yang mampu menghubungkan berbagai wilayah secara efektif.
“Program angkutan udara perintis ini hadir bertujuan untuk pemerataan pembangunan, meningkatkan ekonomi, mempersempit kesenjangan, serta menurunkan disparitas harga,” ujar Lukman dalam pidatonya saat acara penyerahan kontrak dikutip dalam laman infopublik.
Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan (KP) 206 Tahun 2024 dan KP 207 Tahun 2024 mengenai angkutan udara perintis penumpang dan kargo, program tahun 2025 mencakup 22 Koordinator Wilayah (Korwil) dengan total 266 rute penumpang perintis dan 46 rute kargo perintis. Angka ini menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, dengan penambahan dua rute penumpang dan dua rute kargo.
“Peningkatan jumlah rute ini mencerminkan komitmen pemerintah untuk memperluas aksesibilitas, mendorong perekonomian lokal dan pariwisata, serta memperkuat ketahanan di wilayah 3TP,” imbuh Lukman.
Kolaborasi dengan Badan Usaha Angkutan Udara (BUAU)
Pelaksanaan program ini melibatkan berbagai Badan Usaha Angkutan Udara (BUAU), yang akan mengelola rute angkutan udara perintis penumpang dan kargo. Perusahaan-perusahaan yang berpartisipasi antara lain PT ASI Pudjiastuti Aviation, PT Asian One Air, PT Nasional Global Aviasi, PT Smart Cakrawala Aviation, PT Trigana Air Service, dan PT AMA. Selain itu, penyediaan pengangkutan drum BBM untuk pesawat udara perintis didukung oleh PT Cadik Nusantara Cargo, PT Mega Basana Nusantara, dan PT Avia Oktaviani Perkasa.
Seluruh proses pengadaan angkutan udara perintis dilakukan melalui sistem e-purchasing atau e-catalog, dengan tujuan meningkatkan transparansi dan akuntabilitas. Lukman menekankan bahwa program ini tetap berfokus pada keselamatan, keamanan, dan kenyamanan penerbangan. Direktorat Jenderal Perhubungan Udara akan terus memantau dan mengawasi pelaksanaan program ini melalui koordinasi dengan Kantor Otoritas Bandar Udara dan Koordinator Wilayah Perintis.
Dampak Ekonomi dan Sosial di Wilayah 3TP
Program Angkutan Udara Perintis diharapkan dapat memberikan manfaat ekonomi dan sosial yang signifikan bagi masyarakat di wilayah 3TP. Program ini diyakini mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal, membuka akses pendidikan, dan memperbaiki kualitas hidup masyarakat di daerah terpencil dan terluar.
“Kami optimis bahwa program ini akan memperkuat perekonomian lokal, memperkuat ketahanan wilayah 3TP, dan mendukung pemerataan pembangunan di seluruh penjuru Indonesia,” ujar Lukman.