Surbaya – Penantian selama 11 tahun bagi Tim Nasional (Timnas) Indonesia kelompok umur 19 tahun akhirnya tercapai. Sejak tahun 2013, Timnas menjadi kampiun dan merebut juara di ajang ASEAN U-19 Boys Championship 2024, usai menumbangkan Thailand pada laga final, dengan skor tipis 1-0 di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Senin (29/7/2024).
Satu-satunya gol dari skuad Garuda Nusantara, dicetak oleh Jens Raven, pada menit ke-18. Jens menjaringkan bola, usai mendapatkan umpan dari Kafiatur dari tendangan sudut, yang sebelumnya juga mengenai kepala Kadek Arel.
Kemenangan dan perjalanan tim besutan Indra Sjafri itu pada turnamen ini cukup baik. Menyapu bersih kemenangan di fase grup, menang melawan Filipina 6-0, 2-0 saat jumpa Kamboja, dan 6-2 di laga terakhir grup A melawan Timor Leste. Di semifinal, Indonesia juga mencetak skor identik saat bertemu Malaysia.

“Pertama, saya mengucapkan puji dan syukur kepada Allah, SWT karena tahun kemarin ada medali emas SEA Games 2023, tahun ini 2024, ada Piala AFF U-19. Itu menjadi motivasi bagi saya agar berbuat yang lebih baik lagi. Juara AFF menjadi modal baik kita untuk bisa lebih percaya diri lagi agar lolos ke Piala Asia. Kami sangat yakin,” ungkap pelatih kepala tim Indra Sjafri dikutip dari laman pssi.
Sementara, Ketua Umum PSSI, Erick Thohir mengatakan sikap optimistisnya akan keberadaan pelapis timnas yang kuat di masa depan.
“Alhamdulillah, setelah terakhir juara tahun 2013, atau 11 tahun yang lalu, timnas muda yang terdiri dari pemain pelapis, tak hanya punya skill bagus, tapi juga memiliki mental juara. Jadi, luar biasa. Saya senang kemarin U-16 kita di ASEAN juga mestinya bisa. Paling tidak U16 bisa final cuma belum, sekarang U19-nya juara,” ujar Erick Thohir.
Dalam laga final pelatih Indra Sjafri melakukan perubahan skuad. Ia memainkan Welber Jardim sebagai starter di pertandingan kali ini. Dia bertandem dengan gelandang Muhammad Kafiatur, sementara Figo Dennis dicadangkan.

Erick menambahkan, dengan komposisi timnas U19 dan perubahan skuad yang dilakukan pelatih Indra Sjafri yang didominasi para pemain dari klub-klub di Liga 1 menunjukkan bahwa Indonesia dibekali bibit-bibit muda potensial.
“Jadi kita kembali, paling tidak punya talenta-talenta yang bisa memperkuat kehidupan tim nasional kita. Karena pasti kan tim nasional pun ada yang nanti umurnya lebih tua lagi dan lain-lain. Mudah-mudahan sebagai bagian bagaimana sepak bola itu memang harus dibangun dari bawah, tidak hanya dari atas,” imbuhnya.