Jakarta – Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mempercepat pembangunan Bendungan Rukoh dan Bendungan Keureuto di Aceh dengan merancang kedua bendungan untuk meningkatkan kapasitas irigasi pertanian, mendukung pengendalian banjir, serta menyediakan air baku dan energi listrik bagi masyarakat Aceh.
“Kementerian PU mengambil langkah konkret melalui pembangunan bendungan ini sebagai dukungan terhadap Asta Cita Presiden Prabowo-Wapres Gibran. Kami ingin memastikan ketahanan pangan nasional melalui peningkatan produktivitas pertanian dan kesejahteraan petani,” ujar Menteri PU Dody Hanggodo dikutip dari keterangan tertulis Kementerian PU.

Bendungan Rukoh yang terletak di Kabupaten Pidie memiliki kapasitas tampung sebesar 128 juta m³ dengan luas genangan mencapai 716,7 hektare. Bendungan ini akan melayani area irigasi seluas 11.950 hektare dengan pola tanam padi-padi-palawija serta intensitas tanam hingga 300%, dibandingkan dengan kondisi saat ini yang hanya 140%. Selain itu, Bendungan Rukoh berperan penting dalam pengendalian banjir di wilayah Krueng Rukoh dengan potensi pengurangan banjir hingga 89,62% dan menyediakan air baku sebesar 0,90 m³ per detik.
Sejak akhir 2018, pembangunan Bendungan Rukoh telah berjalan dengan dukungan APBN sebesar Rp1,5 triliun. Pembangunan ini dibagi menjadi dua paket pekerjaan; PT Nindya Karya (Persero) mengerjakan Paket 1 dengan progres fisik mencapai 96,16%, dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk bersama KSO PT Adhi Karya (Persero) serta PT Andesmont Sakti menyelesaikan Paket 2 dengan progres fisik 92,42%.
Kementerian PU juga tengah menyelesaikan Bendungan Keureuto di Kabupaten Aceh Utara, yang memiliki kapasitas tampungan 215,94 juta m³ dan luas genangan sebesar 896,6 hektare. Bendungan ini diharapkan dapat mengairi lahan seluas 9.455 hektare, menyuplai air baku sebesar 0,5 m³ per detik, serta menghasilkan energi listrik 6,34 MW untuk mendukung sektor pertanian dan ketahanan pangan. Bendungan Keureuto juga memiliki potensi untuk mereduksi banjir di wilayah Lhoksukon hingga 30%.

Pembangunan Bendungan Keureuto dimulai pada 2015 dengan anggaran APBN sebesar Rp2,7 triliun, dan terbagi menjadi empat paket pekerjaan. PT Brantas Abipraya (Persero)-PT Pelita Nusa Perkasa (KSO) menangani Paket 1, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk mengerjakan Paket 2, PT Hutama Karya-Perapen menangani Paket 3, dan PT Brantas Abipraya (Persero) – PT Indrapurindo Marga Bakti Utama – PT Pelita Nusa Perkasa (KSO) melaksanakan paket penyelesaian bendungan. Saat ini, progres fisik pembangunan telah mencapai 96,69%.
Sebelumnya, pada 2016, Kementerian PU menyelesaikan pembangunan Bendungan Rajui di Kabupaten Pidie. Bendungan ini memiliki kapasitas 2,67 juta m³ dan berfungsi mengairi area persawahan seluas 1.000 hektare.