Bogor – Unit Percetakan Al-Qur’an (UPQ) Kementerian Agama (Kemenag) menargetkan produksi satu juta mushaf Al-Qur’an pada tahun 2025. Target ambisius ini disampaikan Kepala UPQ, Jamaluddin M. Marki, dalam pertemuan di Bogor, Jumat (6/12). Jamaluddin menyebutkan bahwa UPQ bercita-cita menjadi percetakan mushaf Al-Qur’an terbesar di Asia Tenggara.
“Kami mengacu pada standar percetakan Mujamma’ Malik Fahd di Madinah, Arab Saudi. Untuk mencapai target ini, dibutuhkan peralatan modern yang mendukung efisiensi dan kualitas,” ujar Jamaluddin dikutip dari laman infopublik
Dengan dukungan gedung Pusat Literasi Keagamaan Islam (PLKI) Zona Percetakan dan mesin cetak mutakhir, UPQ optimis dapat meningkatkan produktivitas. Sejak 2016 hingga 2023, UPQ telah mencetak dan mendistribusikan 2.267.621 mushaf secara gratis ke seluruh pelosok Indonesia.
UPQ menerapkan tujuh tahapan Quality Control (QC) untuk memastikan kualitas cetakan. Proses ini melibatkan hafiz Al-Qur’an sebagai pentashih guna menghindari kesalahan fatal. “Hingga kini, kami belum pernah menemukan kesalahan besar dalam cetakan kami,” ujar Jamaluddin.
Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan pentingnya peningkatan produksi mushaf Al-Qur’an. Saat ini, UPQ mencetak 500 ribu eksemplar per tahun, namun kebutuhan nasional mencapai 6 juta mushaf.
“Tidak hanya di Indonesia, permintaan mushaf juga tinggi di luar negeri. Di Amerika Serikat, mushaf Al-Qur’an bahkan pernah menjadi produk terlaris pada 2003, melampaui penjualan The Da Vinci Code,” ujar Nasaruddin.
Ia juga mendorong UPQ untuk mencetak mushaf Al-Qur’an yang dilengkapi dengan terjemahan. “Hal ini penting agar masyarakat tidak hanya membaca, tetapi juga memahami isi kandungan Al-Qur’an,” imbuhnya
Sebelumnya, Menteri Agama telah meresmikan Gedung PLKI Zona Percetakan pada Rabu (4/12). Peresmian ini diharapkan menjadi langkah strategis untuk mendukung target besar UPQ. Acara peresmian ditandai dengan pengguntingan pita dan penandatanganan prasasti oleh Menteri Agama.