30 C
Jakarta
Senin, Juni 2, 2025
BerandaKATA EKBISINDUSTRIEkonomi Stabil, PMI Manufaktur Indonesia Lampaui Banyak Negara Besar

Ekonomi Stabil, PMI Manufaktur Indonesia Lampaui Banyak Negara Besar

Jakarta – Industri manufaktur di Indonesia kembali menunjukkan tren positif. Hal ini tercermin dari survei S&P Global yang melaporkan Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada bulan Desember mencapai level ekspansif sebesar 51,2, naik signifikan dari posisi November yang berada di level kontraksi 49,6.

“Alhamdulillah, industri manufaktur kita kembali bangkit setelah mengalami kontraksi selama lima bulan berturut-turut sejak Juli 2024. Laporan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Desember 2024 dari Kementerian Perindustrian juga menunjukkan IKI tetap berada di zona ekspansi sebesar 52,93,” ujar Juru Bicara Kementerian Perindustrian, Febri Hendri Antoni Arif dikutip dalam keterangan tertulis di Jakarta, pada Kamis (2/1).

Febri menjelaskan bahwa di tengah ketidakpastian politik dan ekonomi global, sektor manufaktur Indonesia tetap menunjukkan ketangguhannya.

“PMI manufaktur yang kembali ekspansif ini menjadi bukti kepercayaan dan optimisme tinggi dari pelaku industri. Faktor ini didukung oleh kenaikan volume produksi dan pesanan baru,” tambahnya.

Selain itu, peningkatan permintaan pada bulan Desember juga didorong oleh strategi pedagang yang membeli barang dalam jumlah lebih banyak sebelum penerapan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 12 persen pada Januari. “Mereka memanfaatkan PPN 11 persen untuk menyimpan stok dan menjualnya tahun depan, sehingga mendapatkan keuntungan sekitar 1 persen,” jelasnya.

Menurut Febri, sektor manufaktur di Indonesia tidak hanya kompetitif, tetapi juga memiliki struktur yang kuat, memungkinkan produktivitas berjalan lancar dari hulu ke hilir.

“Tanpa regulasi yang tepat saja, sektor ini sudah mampu berkembang. Dengan dukungan kebijakan seperti pengendalian impor, manufaktur kita berpotensi tumbuh lebih pesat,” lanjutnya.

PMI manufaktur Indonesia pada Desember 2024 bahkan melampaui beberapa negara besar seperti RRT (50,5), Rusia (50,8), dan Myanmar (50,4), serta menunjukkan performa yang jauh lebih baik dibandingkan Jerman (42,5), Inggris (47,3), dan Amerika Serikat (48,3). PMI manufaktur di banyak negara lainnya masih berada di zona kontraksi.

Paul Smith, Economics Director S&P Global Market Intelligence, menyatakan bahwa perekonomian manufaktur Indonesia mengakhiri tahun 2024 dengan catatan positif. “Ekspansi untuk pertama kalinya sejak pertengahan tahun ini menunjukkan peningkatan penjualan dan output. Harapan besar ada pada kelanjutan tren positif ini di masa mendatang,” ujarnya.

Paul menambahkan bahwa banyak perusahaan optimis terhadap peningkatan produksi pada tahun depan. Kondisi makroekonomi yang stabil dan daya beli konsumen yang membaik menjadi pendorong utama. “Hal ini juga berkontribusi pada kenaikan lapangan kerja dan aktivitas pembelian,” imbuhnya.

Baca Juga

TNI Tegaskan Netral, Tuduhan Intimidasi terhadap Media Tak Berdasar

Jakarta - Tentara Nasional Indonesia (TNI) membantah tudingan bahwa...

Tiga Negara IMT-GT Sepakat Permudah Sistem Perbatasan Kawasan

Tiga negara anggota Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) menandai langkah...

Whoosh Jadi Pilihan Utama ke Karawang, Penumpang Naik 3 Kali Lipat

Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) mencatat...

Teknologi Medis Swedia Jadi Sorotan dalam Kunjungan ke RS Dharmais

Jakarta - Rumah Sakit Kanker Dharmais (RSKD) mendapat kunjungan...

Seru! Beli Hewan Kurban di Surabaya Dapat Doorprize Kompor dan Boneka

Surabaya - Menjelang Iduladha, pedagang hewan kurban di kawasan...

Ikuti kami

- Notifikasi berita terupdate

Terkini

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini