Magelang – Kementerian Sosial terus mempercepat persiapan pendirian Sekolah Rakyat di wilayah Magelang, Jawa Tengah. Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah memanfaatkan aset milik kementerian, yakni Sentra Antasena Magelang.
“Untuk tahap awal di Magelang, kita siapkan dua lokasi. Satu di Sentra Antasena dan satu lagi di Tegalrejo, yang lahannya merupakan aset milik Pemerintah Kabupaten,” ujar Wakil Menteri Sosial, Agus Jabo Priyono, saat menghadiri acara Grebeg Ketupat di Lapangan drh. Soepardi, Magelang, pada Minggu (6/4).
Sekolah Rakyat dirancang untuk memberikan akses pendidikan gratis bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem berdasarkan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Sekolah ini menerapkan sistem boarding school mulai dari jenjang SD hingga SMA, dengan seluruh kebutuhan pendidikan dan kehidupan sehari-hari ditanggung oleh pemerintah.
“Karena konsepnya berasrama, maka seluruh kebutuhan anak-anak, baik pendidikan, makan, hingga kebutuhan harian, dijamin negara,” jelas Agus Jabo dikutip dalam laman Kemensos
Wamensos juga menegaskan bahwa Sekolah Rakyat merupakan program tersendiri dan tidak berkaitan langsung dengan inisiatif Makan Bergizi Gratis (MBG).
“Ini adalah arahan langsung dari Presiden, untuk memastikan anak-anak dari keluarga prasejahtera bisa tetap sekolah tanpa hambatan ekonomi. Semua anak di Indonesia, tanpa memandang latar belakang ekonomi, berhak mengenyam pendidikan,” tambahnya.
Menurut data terkini, lebih dari 300 lokasi telah diusulkan sebagai titik pendirian Sekolah Rakyat. Saat ini, Kementerian Sosial bersama kementerian dan lembaga lainnya tengah melakukan proses verifikasi terhadap lokasi-lokasi tersebut.
Menteri Sosial Saifullah Yusuf sebelumnya menyampaikan bahwa pada tahun ini ditargetkan lebih dari 80 sekolah dapat mulai beroperasi.
“Saat ini sudah ada 53 lokasi yang selesai diverifikasi. Sisanya masih dalam proses survei. Harapannya, tahun ini bisa dimulai di 80 hingga 100 titik,” ungkap Mensos.