Jakarta – Para selebgram dari Citayam Gank turut memberikan dukungan terhadap pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di sektor tekstil agar terus berinovasi dalam mengembangkan produk mereka.
Langkah ini dinilai penting untuk menjawab tantangan perekonomian nasional yang semakin berat, seperti meningkatnya arus produk impor, melemahnya daya beli masyarakat, serta maraknya pemutusan hubungan kerja (PHK).
“Kami ingin mendorong semangat gotong-royong dan inovasi sebagai kunci menghadapi kondisi sulit saat ini,” ujar Prama Tirta, CEO Sinergi ADV Nusantara sekaligus penggagas acara peragaan busana bertema Citayam Gank. Acara ini menghadirkan sosok Jeje, Bonge, Kurma, dan Roy di pabrik konveksi Sinergi ADV Nusantara, Jagakarsa, Jakarta Selatan, pada Rabu (30/4).
Kegiatan ini juga dirangkaikan dengan diskusi bertajuk UMKM Bergerak Menghadapi Resesi, Gempuran Produk Impor, Daya Beli Rendah, dan Badai PHK. Dalam sesi tersebut, Prama menekankan pentingnya kolaborasi dan inovasi, selain kerja keras dan ketekunan.

Ia mencontohkan keberhasilan pemasaran digital melalui platform marketplace yang kini menjadi andalan usahanya. “Dengan strategi ini, omzet kami bisa mencapai Rp61 juta per hari atau hingga Rp1 miliar per bulan hanya dari penjualan daring,” ungkapnya.
Prama juga berbagi cerita perjuangannya dalam berinovasi. Ia mengaku sempat kesulitan mengelola stok bahan yang menumpuk tanpa ide jelas. “Saya mulai belajar secara daring, membuat desain sendiri, lalu mengunggah produk ke marketplace. Awalnya sepi, tapi saya terus mencoba hingga menemukan tren yang tepat, seperti jersey bernomor yang kini sangat diminati,” tambahnya.
Ketua Umum Ikatan Pengusaha Konveksi Berkarya (IPKB), Nandi Herdiaman, mendorong UMKM di sektor tekstil untuk mengikuti jejak Sinergi ADV Nusantara, baik dari sisi inovasi produk maupun strategi pemasaran. “Mengajak selebgram Citayam Gank melalui peragaan busana ini adalah bentuk inovasi yang membuat produk lokal tetap bertahan di tengah tantangan impor dan perlambatan ekonomi,” jelas Nandi.
Namun demikian, ia tetap berharap ada perlindungan dari pemerintah terhadap industri lokal, terutama dari praktik impor ilegal. “Kami bukan anti-impor, tapi impor ilegal jelas merugikan. Apalagi satu pelaku usaha konveksi bisa membuka lapangan kerja bagi ratusan orang,” tegasnya.
Sementara itu, Camat Jagakarsa, Santoso, mengapresiasi kontribusi konveksi Sinergi ADV Nusantara di wilayahnya. “UMKM ini tidak hanya mampu bertahan dalam berbagai situasi, tapi juga menyerap banyak tenaga kerja, baik dari warga lokal maupun luar daerah,” ujarnya.