30.1 C
Jakarta
Selasa, Oktober 14, 2025
BerandaKATA BERITANASIONALMasa Depan Media Mainstream di Era Digital: Tantangan atau Peluang?

Masa Depan Media Mainstream di Era Digital: Tantangan atau Peluang?

Jakarta – Di era digital saat ini, siapa pun bisa menjadi penyebar informasi. Cukup dengan membuat kanal media sendiri, konten bisa menjangkau publik luas tanpa harus melewati proses verifikasi ketat atau memegang lisensi resmi. Fenomena ini memunculkan pertanyaan besar: apakah media mainstream sedang tersingkir oleh gelombang digital, ataukah ini hanya fase tantangan dalam siklus industri?

Meski ada gejala penurunan, tak semua pihak sepakat bahwa media arus utama tengah menuju senja. Salah satunya adalah Ignatius Haryanto, pengamat media sekaligus akademisi dari Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Dalam wawancara bersama Investor Daily Talk, Haryanto menyatakan bahwa industri media masih punya peluang untuk bertahan—asal ada komitmen kuat untuk berbenah.

“Fenomena sunset industry itu memang nyata, tapi bukan berarti tidak bisa dihadapi. Perlu ada langkah-langkah terobosan agar media tetap relevan,” ujarnya.

Merger dan Kolaborasi Jadi Kunci Bertahan

Haryanto menyarankan agar para pelaku industri media mempertimbangkan konsolidasi sebagai strategi bertahan, terutama bagi stasiun televisi yang mulai kehilangan daya saing.

“Daripada terus merugi, kenapa tidak ada merger antar stasiun TV yang performanya menurun?” katanya.

Ia meyakini, dengan menggabungkan kekuatan, potensi yang tersisa bisa dimaksimalkan untuk membangun ekosistem media yang lebih solid dan berkelanjutan.

Potensi Media Lokal Perlu Diangkat

Tak hanya fokus pada media besar di Jakarta, Haryanto menyoroti pentingnya membuka ruang bagi pertumbuhan media lokal. Menurutnya, daerah memiliki potensi yang luar biasa, baik dari sisi sumber daya maupun kreativitas pelaku medianya.

“Media di daerah perlu diberi kesempatan lebih untuk berkembang. Jangan semuanya Jakarta-sentris,” tambahnya.

Dengan memperluas dukungan ke daerah, revitalisasi media nasional bisa lebih merata dan berkelanjutan.

Optimisme Melawan Narasi Kiamat Media

Bagi Haryanto, menyebut media mainstream sebagai “sunset industry” secara mutlak adalah pendekatan yang keliru. Justru, narasi ini seharusnya menjadi pemicu untuk melakukan perubahan mendasar: berinovasi, berkolaborasi, dan membenahi struktur industri.

Selama ada kemauan untuk berubah dan beradaptasi, masa depan media arus utama masih bisa diselamatkan.

Baca Juga

Wuling Cloud EV Temani Para Delegasi di ISF 2025

Jakarta - Wuling Motors (Wuling) menunjukkan komitmennya terhadap agenda...

Serentak di 11 Kota, Semua Ikut Goyang di Indonesia Menari 2025

  Jakarta - Antusiasme ribuan pecinta seni tari akhirnya terwujud...

Presiden Prabowo Resmi Lantik Dony Oskaria Jadi Kepala BP BUMN

Jakarta - Presiden Prabowo Subianto resmi melantik Kepala dan...

Lebih dari Sekadar Sedan, Ini Inovasi Canggih Toyota New Camry 2.5 V AT

Jakarta - PT Toyota-Astra Motor (TAM) resmi meluncurkan New...

Kini Tilang Tak Ribet dengan ETLE Mobile, Bayar Denda Langsung di Tempat

Jakarta - Korlantas Polri terus berinovasi dalam sistem penegakan...

Ikuti kami

- Notifikasi berita terupdate

Terkini

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini