Jakarta – Ketua Tim Formatur Sekolah Rakyat, Prof. M. Nuh, mengungkapkan bahwa proses seleksi wawancara untuk calon kepala sekolah Sekolah Rakyat mulai berlangsung pada Rabu pekan ini. Dari sekitar 600 pelamar yang mendaftar, sebanyak 190 peserta telah lolos seleksi tahap awal dan kini memasuki tahapan lanjutan.
“Dari 190 kandidat ini, nantinya akan dipilih sekitar 60 orang untuk ditetapkan sebagai kepala sekolah Sekolah Rakyat,” ujar Prof. Nuh saat ditemui di kantor Kementerian Sosial, Kamis (22/5).
Ia menjelaskan bahwa setelah dinyatakan lolos, para kepala sekolah terpilih akan mengikuti program pelatihan intensif. Selanjutnya, mereka juga akan menjalani masa magang di sekolah-sekolah yang mencerminkan karakter khas Sekolah Rakyat.
“Setelah magang, mereka akan dilibatkan dalam pelatihan calon guru yang akan kami rekrut berikutnya,” tambahnya dikutip dalam keterangan tertulis.
Syarat Akademik dan Kompetensi Khusus
Prof. Nuh menegaskan bahwa setiap calon kepala sekolah wajib memenuhi syarat administratif minimal, yaitu memiliki gelar sarjana. Namun, yang lebih penting, menurutnya, adalah tiga kompetensi utama yang harus dimiliki oleh para calon kepala sekolah.
“Jika ada yang belum memenuhi secara formal, kami akan dorong dan fasilitasi penguatan pada tiga kompetensi utama itu selama pelatihan,” jelasnya.
Tiga kompetensi tersebut meliputi:
- Mengingat Sekolah Rakyat ditujukan bagi anak-anak dengan latar belakang khusus, pemimpin sekolah harus memiliki kepekaan sosial yang kuat.
- Seorang kepala sekolah dituntut mampu menjadi penyemangat bagi siswa, membangun rasa percaya diri, dan menumbuhkan mental pejuang dalam diri mereka.
- Kepala sekolah harus memiliki cakrawala pemikiran yang luas, agar dapat membimbing siswa tidak hanya untuk memiliki semangat, tetapi juga kemampuan nyata dalam meraih keberhasilan.
“Semangat saja tidak cukup kalau tidak dibarengi dengan kemampuan dan kemauan untuk sukses,” tegasnya.
Seleksi Ketat dan Berjenjang
Menghadapi seleksi yang cukup ketat, Prof. Nuh mengakui tidak semua peserta akan lolos ke tahap akhir. Nantinya, hasil seleksi ini akan dibahas bersama para menteri terkait, untuk menentukan siapa yang benar-benar memenuhi standar Sekolah Rakyat.
Ia juga memaparkan tahapan rekrutmen SDM Sekolah Rakyat yang akan dilakukan secara bertahap, dimulai dari kepala sekolah, lalu wali asrama, wali asuh, dan terakhir guru-guru. Masing-masing kelompok akan melalui pelatihan sebelum diterjunkan langsung ke lapangan.
“Insya Allah, program ini mulai berjalan pada pertengahan Juli,” ujarnya optimis.
Proses wawancara dilakukan secara daring (online) mengingat para kandidat berasal dari berbagai wilayah di seluruh Indonesia.
“Model online ini kami pilih karena lebih fleksibel, efisien, dan menjangkau semua daerah,” pungkas Prof. Nuh.