Jakarta – Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menegaskan bahwa Pemprov DKI tengah berupaya keras untuk menahan laju penurunan tingkat okupansi hotel di ibu kota. Pernyataan ini disampaikan sebagai respons atas kekhawatiran dari Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), yang menilai turunnya tingkat hunian hotel berpotensi memicu gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor tersebut.
“Kami terus berusaha keras agar tingkat hunian hotel tidak terus mengalami penurunan,” ujar Pramono dalam sebuah acara di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu (28/5).
Ia menjelaskan bahwa saat ini tingkat okupansi hotel di Jakarta masih tergolong stabil dibandingkan dengan sejumlah daerah lain. Untuk menjaga performa tersebut, Pemprov DKI menggencarkan berbagai kegiatan publik, mulai dari festival musik hingga event olahraga, guna menarik lebih banyak pengunjung ke Jakarta.
“Setiap hari ada saja kegiatan, mulai dari konser, acara olahraga, sampai marathon. Ini semua kami lakukan untuk menggerakkan aktivitas masyarakat,” jelasnya.
Menurut Pramono, kegiatan semacam itu terbukti mampu memberi dampak positif pada perekonomian, tidak hanya bagi pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM), tetapi juga bagi sektor perhotelan.
“Seperti acara Soundfest kemarin di Kemayoran, selama tiga hari menarik sekitar 60 ribu penonton. Sekitar 40 persennya datang dari luar Jakarta. Mereka tentu butuh tempat menginap, makan, dan transportasi,” tambahnya.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa Jakarta akan menjadi tuan rumah untuk tiga event lari marathon sepanjang bulan Juni ini. Ia berharap rangkaian kegiatan tersebut dapat menjaga roda perekonomian tetap berputar dan menghidupkan kembali tingkat hunian hotel yang sempat menurun.
“Intinya, kami ingin agar aktivitas ekonomi tetap berjalan dan hotel-hotel di Jakarta kembali ramai,” pungkasnya.