Jakarta – Bank DBS Indonesia menyalurkan dana senilai SGD 2 juta, atau sekitar Rp24 miliar, melalui skema blended finance—solusi pembiayaan inovatif tanpa agunan—untuk membantu pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Berdasarkan data Pusat Investasi Pemerintah (PIP) Kementerian Keuangan hingga Oktober 2024, dari sekitar 65 juta UMKM di Indonesia, 44 juta di antaranya masih belum terjangkau pembiayaan formal.
Meskipun menyimpan potensi besar dalam perekonomian nasional, UMKM masih menghadapi beragam tantangan, terutama terkait legalitas usaha dan akses ke pendanaan. Hal ini menjadi alasan pentingnya hadir solusi keuangan yang lebih fleksibel dan inklusif.
Adena Coffee, sebuah wirausaha sosial yang bergerak dalam produksi kopi berkelanjutan, menjadi penerima pertama skema blended finance ini. Sebelumnya, Adena juga mendapat dukungan dari DBS Foundation Grant Program 2024.
Angela Thenaria, Executive Director sekaligus Head of SME Banking di Bank DBS Indonesia, menjelaskan bahwa pihaknya mengusung pendekatan purpose-driven dalam mendukung wirausaha sosial.

“Skema blended finance ini merupakan gabungan antara hibah dan pinjaman lunak. Tujuannya adalah untuk menjembatani kesenjangan akses modal yang kerap dihadapi UMKM, khususnya yang berbasis sosial. Banyak dari mereka belum memenuhi kriteria kelayakan bank, padahal punya dampak besar bagi masyarakat,” ungkap Angela.
Proses seleksi dilakukan secara ketat melalui tahapan evaluasi yang telah digunakan dalam program hibah DBS Foundation. Selain itu, pemantauan berkala juga dilakukan untuk memastikan transparansi dan keberlanjutan program.
Mona Monika, Head of Group Strategic Marketing & Communications Bank DBS Indonesia, menambahkan bahwa kolaborasi ini sejalan dengan pilar keberlanjutan “Impact Beyond Banking”.
“Melalui kombinasi dana hibah dan blended finance, kami ingin membantu wirausaha sosial seperti Adena Coffee memperluas dampaknya. Solusi ini juga membuka jalan bagi model pendanaan yang bisa direplikasi di sektor lainnya,” jelas Mona.

Adena Coffee: Dari Proyek Komunitas ke Bisnis Berkelanjutan
Founder dan CEO Adena Coffee, Abyatar, menyambut baik kepercayaan yang diberikan. Ia menyebut bantuan dari Bank DBS bukan hanya bentuk pendanaan, tetapi juga pengakuan atas peran wirausaha sosial dalam menciptakan perubahan nyata di masyarakat.
“Dengan dukungan ini, kami bisa melangkah lebih jauh dalam misi kami memperkuat posisi petani kopi kecil. Saat ini, kami bekerja sama dengan lebih dari 2.000 petani di 30 desa,” ujar Abyatar.
Menurut data Kementerian Pertanian, produksi kopi Indonesia mencapai 789.000 ton per tahun, menempatkan negara ini sebagai produsen kopi terbesar keempat di dunia. Sebanyak 98% di antaranya diproduksi oleh petani kecil.
Adena Coffee berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan petani melalui pelatihan, upah layak, dan praktik pertanian ramah lingkungan. Mereka juga aktif menjaga budaya lokal di wilayah-wilayah penghasil kopi.
Hasil dari pendekatan ini terbukti nyata. Pendapatan petani meningkat hingga 100%, dan produk kopi lokal Adena kini diekspor ke Jepang, Prancis, dan Amerika Serikat.

Rencana Penggunaan Dana Blended Finance oleh Adena Coffee
Dana yang dikucurkan oleh DBS akan digunakan Adena Coffee untuk berbagai pengembangan, antara lain:
- Mengembangkan perangkat lunak untuk memenuhi standar European Deforestation Regulation (EUDR)
- Mendirikan pusat produksi dan pelatihan multifungsi
- Membangun fasilitas wet mill dan fermentasi baru
- Menyelenggarakan pelatihan untuk 500 petani di Gayo, Flores, Bali, dan Jawa Barat
Sejak berdiri pada 2014, DBS Foundation telah menginvestasikan lebih dari SGD 130 juta untuk mendukung ratusan program sosial dan bisnis berdampak di enam negara, termasuk Indonesia. Sepanjang 2024, inisiatif ini telah mengurangi emisi karbon hingga 11 juta kilogram dan mengelola 8.000 kg limbah, sekaligus membuka puluhan lapangan kerja.
Dengan pendekatan kolaboratif dan berkelanjutan, DBS Indonesia terus memperluas dampaknya di sektor wirausaha sosial, mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih adil dan berdaya saing.