Jakarta – Film pendek bertajuk #KitaBerkebaya hadir sebagai bentuk nyata dari upaya komunitas dalam merawat keberlangsungan kebaya—busana tradisional yang menjadi simbol kebanggaan perempuan Indonesia.
Momentum ini sejalan dengan peringatan Hari Kebaya Nasional setiap 24 Juli, yang telah ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 19 Tahun 2023. Penetapan tersebut menegaskan peran penting kebaya sebagai identitas nasional lintas suku dan budaya, serta sebagai warisan budaya yang harus dijaga bersama.
Dalam rangka memperingatinya, Bakti Budaya Djarum Foundation meluncurkan film pendek yang tidak sekadar memperlihatkan kebaya sebagai busana tradisional, tetapi juga menyuarakan nilai-nilai perlawanan, kebanggaan, dan karakter perempuan Indonesia yang melekat pada kain tersebut.
“Hari Kebaya Nasional bukan hanya tentang sepotong pakaian indah, melainkan juga refleksi sejarah, jati diri, dan kontribusi perempuan dalam perjalanan bangsa ini,” ujar Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation, Renitasari Adrian dalam konferensi pers #KitaBerkebaya di Jakarta, Selasa (22/7).

Film ini mengeksplorasi berbagai perspektif mengenai kebaya—bukan hanya sebagai peninggalan masa lalu, tetapi juga sebagai entitas budaya yang terus hidup dan berkembang bersama perubahan zaman. Melalui narasi dari sudut pandang perempuan, kisah ini menggambarkan dinamika dan peran kebaya dalam proses transformasi diri dan sosial perempuan Indonesia.
Sang sutradara, Bramsky, menyampaikan bahwa film ini menjadi ruang bagi perempuan untuk menyuarakan sikap dan identitas, bukan lewat teriakan, tetapi melalui kain yang mereka kenakan dengan keyakinan dan kebanggaan.
“Lewat film ini, perempuan bicara melalui benang dan kain. Kebaya menjadi pernyataan, bukan sekadar busana,” ungkap Bramsky dalam sesi pemutaran perdana film.
Kebaya ditampilkan sebagai busana yang tetap relevan di tengah era modern, dengan potensi besar digunakan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam forum nasional dan internasional. Melalui film ini, para perempuan muda diharapkan terdorong untuk lebih sering mengenakan kebaya dan sekaligus mendukung tumbuhnya sektor UMKM lokal.

“Kebaya tidak hanya memancarkan keanggunan, tetapi juga menggambarkan ketangguhan dan kelembutan perempuan Indonesia. Kami ingin kebaya kembali menjadi bagian dari keseharian, sekaligus menggerakkan roda ekonomi dari hulu ke hilir, mulai dari pengrajin kain, pembatik, penjahit, hingga pelaku industri kreatif,” tambah Renitasari.
Sebanyak 250 perempuan dari berbagai komunitas terlibat dalam produksi film ini, termasuk Kebaya Menari, Abang None Jakarta, Putra Putri Batik, Lestari Ayu Bulan, serta para peserta program Intensif Musikal Budaya dari berbagai daerah.
Sejumlah figur publik dan seniman ternama seperti Maudy Ayunda, Maudy Koesnaedi, Tara Basro, Dian Sastrowardoyo, Eva Celia, Raihanun, Titi Radjo Padmaja, Andien, hingga Lutesha, turut mendukung dan berpartisipasi dalam film ini.
Film pendek #KitaBerkebaya akan resmi dirilis dan dapat disaksikan oleh publik melalui platform YouTube Indonesia Kaya pada 24 Juli 2025, bertepatan dengan peringatan Hari Kebaya Nasional.