Jakarta – Realisasi penanaman modal asing (PMA) di Indonesia pada kuartal II tahun 2025 tercatat sebesar Rp202,2 triliun. Angka ini mengalami penurunan sebesar 6,9% dibanding periode yang sama tahun lalu, yang mencapai Rp217,3 triliun.
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Perkasa Roeslani, mengungkapkan bahwa penurunan ini dipengaruhi oleh ketegangan geopolitik global yang turut memengaruhi aliran investasi internasional.
“Tidak bisa kita pungkiri, dinamika geopolitik yang memanas memberikan dampak signifikan terhadap iklim investasi global,” ujarnya dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Investasi dan Hilirisasi dikutip dari laman berita satu pada Selasa (29/7).
Meski demikian, pemerintah melihat peluang dari situasi tersebut dengan mendorong kontribusi investor dalam negeri. Fokus pun diarahkan untuk memperkuat peran penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebagai penopang utama pertumbuhan ekonomi nasional.
“Kami memberikan prioritas kepada investor domestik agar mereka semakin terdorong untuk menanamkan modal di dalam negeri,” tambah Rosan.
Sepanjang semester I 2025, realisasi total investasi nasional mencapai Rp942,9 triliun atau setara 49,5% dari target tahunan sebesar Rp1.905,6 triliun. Dari jumlah itu, investasi telah menyerap sekitar 1,259 juta tenaga kerja.
Kontribusi PMDN tercatat sebesar Rp510,3 triliun atau 54,1% dari total investasi, sedangkan PMA menyumbang Rp432,6 triliun atau 45,9%.
Untuk meningkatkan capaian investasi, pemerintah terus memperkuat sinergi lintas kementerian dan lembaga, termasuk menggandeng Badan Pengelola Investasi Danantara Indonesia.
“Kolaborasi dengan Danantara turut meningkatkan kepercayaan investor. Yang terpenting, kami pastikan realisasi investasi tetap berada pada jalur target yang telah ditetapkan,” tegas Rosan.
Dari sisi geografis, investasi di luar Pulau Jawa mencapai Rp476 triliun atau 50,5%, lebih tinggi dibandingkan Pulau Jawa yang mencatat Rp466,9 triliun atau 49,5%.
Jika dilihat berdasarkan sektor, investasi terbagi dalam sektor primer sebesar 15,4%, sektor sekunder 39,2%, dan sektor tersier 45,4%.
Lima subsektor dengan kontribusi investasi terbesar pada semester I 2025 adalah:
- Industri logam dasar dan barang logam (non-mesin dan peralatannya): Rp134,4 triliun (14,3%)
- Transportasi, pergudangan, dan telekomunikasi: Rp110,7 triliun (11,7%)
- Pertambangan: Rp102,2 triliun (10,8%)
- Jasa lainnya: Rp85,7 triliun (9,1%)
- Perumahan, kawasan industri, dan perkantoran: Rp75 triliun (8%)