Jakarta – Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul memastikan jumlah siswa yang batal mengikuti program Sekolah Rakyat tergolong sangat kecil. Dari total 9.705 calon siswa, hanya 115 anak atau sekitar 1,4 persen yang memutuskan mundur.
“Sebanyak 115 siswa batal menjadi peserta Sekolah Rakyat, dan semuanya telah digantikan oleh calon siswa lain yang memenuhi syarat,” ujar Gus Ipul dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Sosial, Kamis (31/7)
Ia menyampaikan bahwa pihaknya tetap menghormati keputusan para siswa maupun orang tua, meskipun sebelumnya mereka telah menyatakan kesediaan mengikuti program.
“Jika setelah masuk mereka memutuskan untuk tidak melanjutkan, tentu kami hormati. Tidak bisa kami paksa,” kata dia.
Siswa yang mengundurkan diri tersebar di sejumlah wilayah, antara lain Kalimantan (10 siswa), Sumatera (26 siswa), Sulawesi (35 siswa), Jawa (35 siswa), Bali dan Nusa Tenggara (4 siswa), serta Maluku (5 siswa).
Adapun alasan pengunduran diri cukup beragam, mulai dari memilih sekolah reguler, tidak betah tinggal di asrama, merasa berat berpisah dengan keluarga, hingga keinginan menjaga orang tua tunggal di rumah.
Dalam kesempatan yang sama, Gus Ipul juga mengumumkan perkembangan operasional Sekolah Rakyat. Sebanyak 37 titik akan mulai beroperasi secara bertahap pada Agustus 2025. Tiga titik pertama, yakni di Kabupaten Lebak, Ponorogo, dan Kota Pasuruan, akan dibuka pada 1 Agustus 2025.
“Tenaga pengajar dan siswa sudah siap. Yang belum sepenuhnya rampung adalah sarana dan prasarana, dan saat ini Kementerian PUPR terus menyelesaikan proses renovasi,” ungkapnya.
Selanjutnya, pada 5 Agustus, Sekolah Rakyat akan mulai berjalan di Kabupaten Sumedang, Gresik, Jember, Banjarnegara, dan Wonosobo. Sisanya, sebanyak 29 titik, dijadwalkan mulai beroperasi pada 15 Agustus 2025.
Secara keseluruhan, dari total 100 titik Sekolah Rakyat yang ditargetkan beroperasi, 63 titik telah aktif sejak Juli lalu. Sementara 37 lainnya akan menyusul pada Agustus. Selain itu, 59 titik tambahan juga diproyeksikan mulai beroperasi pada September 2025, sehingga totalnya mencapai 159 titik pada tahun ajaran 2025/2026.