Riau – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang melanda Provinsi Riau sejak Januari 2025 telah menghanguskan lahan seluas 1.404,38 hektare. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Kabupaten Rokan Hilir mencatatkan luas kebakaran terbesar, yakni mencapai 280,25 hektare.
Kepala BPBD Riau, Edy Afrizal, menyebutkan bahwa selain Rokan Hilir, kebakaran juga meluas di sejumlah wilayah lain seperti Rokan Hulu, Kota Dumai, Meranti, dan Kampar.
“Yang terluas berada di Rokan Hilir dengan 280,5 hektare, disusul Rokan Hulu 232,3 hektare, Kampar 225,5 hektare, dan Meranti 185,2 hektare,” ujar Edy dikutip dari laman berita satu pada Jumat (01/8).
Sementara itu, kebakaran di wilayah lainnya tercatat sebagai berikut: Pelalawan 96,5 hektare, Siak 94,69 hektare, Bengkalis 78,7 hektare, Dumai 65,38 hektare, Indragiri Hulu 52,25 hektare, Pekanbaru 51,36 hektare, Indragiri Hilir 41,5 hektare, dan Kuantan Singingi seluas 3,5 hektare.
Untuk menangani kebakaran ini, BPBD bersama TNI, Polri, Manggala Agni, serta masyarakat peduli api telah dikerahkan ke sejumlah titik lokasi. Upaya pemadaman tidak hanya dilakukan lewat jalur darat, tetapi juga melalui udara dengan bantuan lima helikopter water bombing dan dua helikopter patroli milik BNPB.
Guna memperkuat upaya penanganan dari udara, pemerintah juga mengoperasikan satu unit pesawat modifikasi cuaca untuk menyemai garam ke awan demi mempercepat turunnya hujan buatan.
“Sudah dilakukan 31 sorti, dan setiap sorti membawa 800 kilogram garam,” jelas Edy.
Sementara itu, pantauan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat sebanyak 71 titik panas (hotspot) tersebar di wilayah Riau per Jumat (1/8), dengan Rokan Hilir dan Meranti menjadi daerah dengan titik panas terbanyak masing-masing 32 dan 30 titik.