32.3 C
Jakarta
Sabtu, Agustus 9, 2025
BerandaKATA BERITADAERAHKeajaiban di Pantai Ngandong, 63 Tukik Penyu Lekang Kembali ke Laut Lepas

Keajaiban di Pantai Ngandong, 63 Tukik Penyu Lekang Kembali ke Laut Lepas

Yogyakarta – Suasana di Pantai Ngandong, Padukuhan Sidorejo, Tepus, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mendadak penuh haru dan kagum. Puluhan tukik atau anak penyu lekang (Lepidochelys olivacea) tampak berjuang keluar dari pasir, lalu perlahan bergerak menuju ombak, kembali ke habitat alaminya di lautan lepas.

Awalnya, warga hanya melihat satu tukik muncul dari pasir. Namun setelah diperiksa, ditemukan sarang berisi 63 ekor tukik yang siap memulai perjalanan hidupnya di laut. Penyu lekang sendiri merupakan salah satu jenis penyu yang masih bertahan hidup di perairan tropis Indonesia, termasuk di kawasan selatan Gunungkidul.

Temuan ini langsung dilaporkan ke Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Gunungkidul. Bersama warga dan wisatawan yang sedang berkunjung, DKP menggelar pelepasan tukik ke laut. Momen ini juga dimanfaatkan sebagai ajang edukasi tentang pentingnya pelestarian penyu dan ekosistem pesisir.

Salah satu pengunjung, Christoper Arya Kuncara Jati, mahasiswa UGM, mengaku terharu.

“Saya lihat sendiri tukik-tukik itu berjuang. Ada yang jatuh ke lubang, ada yang tersangkut di batu, tapi akhirnya semua sampai ke laut. Rasanya seperti menyaksikan keajaiban kecil di pagi hari,” ungkapnya dikutip dari laman berita satu pada Kamis (7/8).

Kehadiran tukik di Pantai Ngandong menjadi pengingat bahwa di balik pesona wisata pantai, masih ada kehidupan liar yang berjuang bertahan. Penyu lekang, yang jarang terlihat, kini memberi harapan baru bagi konservasi satwa laut.

Menurut Kepala Bidang Tangkapan Laut DKP Gunungkidul, Wahid Supriyadi, peristiwa seperti ini sangat jarang. Terakhir kali penyu mendarat untuk bertelur di wilayah tersebut tercatat pada 2019.

“Biasanya penyu memilih tempat yang sepi dari manusia. Tapi di sini, mereka tetap bertelur meski pantainya ramai wisatawan. Ini tanda bahwa ada peluang bagi manusia dan alam untuk hidup berdampingan,” jelasnya.

Wahid menekankan pentingnya kolaborasi antara warga, nelayan, pelaku wisata, dan pemerintah untuk menjaga habitat penyu. Pantai-pantai seperti Ngandong, Drini, hingga Wediombo merupakan jalur migrasi dan lokasi bertelur penyu, namun masih minim pengawasan.

Penyu lekang termasuk spesies yang terdaftar di Appendix I CITES dan berstatus terancam punah menurut IUCN. Karena itu, keberadaannya di pesisir selatan DIY perlu dijaga dengan langkah konservasi yang melibatkan masyarakat dan wisatawan, agar kelak tukik-tukik ini bisa kembali ke pasir yang sama untuk bertelur di masa depan.

Baca Juga

Pelaku Pembunuhan Gadis Penjual Gorengan di Kayu Tanam Dihukum Mati

Padang - Sidang terakhir kasus pembunuhan brutal terhadap Nia...

Henley Global Ungkap Paspor Terkuat dan Terlemah, Di Mana Posisi Indonesia?

Setiap tahun, peringkat kekuatan paspor dunia diperbarui untuk menunjukkan...

Perceraian di Aceh Melonjak, Mayoritas Gugatan Datang dari Istri

Aceh - Jumlah kasus perceraian di Aceh mengalami peningkatan...

Atasi Tren Rojali dan Rohana, ISF Kembali Hadir di 400 Mal

Jakarta - Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya...

Perjalanan Fikhri Astina, Doktor Termuda UGM yang Lulus di Usia 25 Tahun

Yogyakarta - Bagi Fikhri Astina Tasmara, melanjutkan studi doktoral...

Ikuti kami

- Notifikasi berita terupdate

Terkini

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini