Yogyakarta – Kota Yogyakarta tengah menghadapi situasi darurat sampah. Dalam sebulan terakhir, volume sampah rumah tangga melonjak tajam hingga menumpuk di sejumlah depo.
Peningkatan terbesar berasal dari sampah rumah tangga yang diangkut melalui gerobak sampah, yang kini sudah menjangkau hingga tingkat RT dan RW. Kondisi ini membuat depo kewalahan menampung sebelum akhirnya diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan, Bantul.
Salah satunya terjadi di Depo Mandala Krida yang setiap hari menampung hingga 25 ton sampah. Untuk mengurangi beban, Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta menerjunkan puluhan petugas kebersihan dan mengoperasikan lima unit truk pengangkut.
“Di depo ini hampir overload. Kami mengurangi tonase dengan mengalihkan sampah menggunakan lima truk ke TPA,” ujar Topan, Satgas Depo Sampah Mandala Krida dikutip dari laman berita satu pada Selasa (19/8).
Namun, depo Mandala Krida masih menghadapi kendala. Pasalnya, operasional depo berhenti setiap Minggu dan Rabu. Jika terjadi keterlambatan truk pengangkut, belasan ton sampah bisa menumpuk, memperburuk kondisi lingkungan sekitar.
Pemkot Yogyakarta kini terus mencari solusi jangka panjang agar darurat sampah tidak terus berulang, apalagi kapasitas TPA Piyungan semakin terbatas dari tahun ke tahun.