Jakarta – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memastikan pasokan pangan strategis berada dalam kondisi aman menjelang akhir tahun serta periode libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta, Hasudungan Sidabalok, menjelaskan pihaknya secara rutin melakukan prognosis atau proyeksi kebutuhan dan ketersediaan pangan di pasaran.
“Prognosis pangan dilakukan berkala, termasuk untuk 10 komoditas utama yang berpengaruh terhadap kebutuhan masyarakat,” ujarnya saat menjadi narasumber dalam acara Balkoters Talk di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (3/9).
Hasudungan menyebut perhitungan untuk periode September–Oktober 2025 sudah selesai dilakukan, sementara analisis untuk November–Desember sedang dipersiapkan. Dari hasil prognosis, ketersediaan beras di Jakarta terpantau aman. Kebutuhan beras dalam dua bulan diperkirakan 156.745 ton, sedangkan stok mencapai 303.297 ton. “Artinya cukup, bahkan hingga akhir tahun,” jelasnya.
Hal serupa juga berlaku untuk daging sapi dan kerbau. Selama dua bulan ke depan, kebutuhan diperkirakan 11.999 ton, sementara persediaan mencapai 40.418 ton. Adapun untuk daging ayam, stok jauh lebih banyak dibandingkan kebutuhan. Dari kebutuhan sekitar 30.176 ton, ketersediaan mencapai 74.940 ton.
Komoditas hortikultura yang kerap memicu inflasi, seperti cabai dan bawang, juga dalam kondisi aman. Kebutuhan cabai rawit merah selama dua bulan sebesar 4.131 ton dengan stok 9.272 ton. Untuk cabai merah keriting, kebutuhan 5.595 ton dengan ketersediaan 10.641 ton. “Bawang merah maupun bawang putih pun aman dan cukup tersedia,” tambahnya.
Sementara itu, untuk komoditas seperti gula pasir dan minyak goreng, Hasudungan menegaskan distribusi bersifat industrial sehingga pasokannya relatif terjaga. Ia memastikan pihaknya akan terus memperbarui data prognosis pangan, terutama untuk periode November hingga Desember, agar masyarakat mendapatkan kepastian terkait stabilitas pasokan menjelang akhir tahun.