Jakarta – Kementerian Sosial (Kemensos) bekerja sama dengan PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAP) untuk meningkatkan kesejahteraan penyandang disabilitas, khususnya teman tuli. Kolaborasi ini diwujudkan melalui perekrutan 11 pemuda-pemudi tunarungu, alumni binaan Sentra Mulya Jaya Jakarta Timur, untuk bekerja di berbagai unit usaha MAP.
Proses rekrutmen dimulai sejak Mei 2025 melalui tahapan yang cukup panjang. Sebanyak 15 calon peserta yang telah mandiri dan tak lagi menerima bantuan sosial (bansos) diseleksi melalui pengiriman CV, video profil, wawancara, hingga akhirnya 11 orang dinyatakan lolos dan menerima surat penempatan kerja.
“Perekrutan ini merupakan inisiatif bersama antara Kemensos dan MAP Group. Ini adalah bukti nyata dari pelaksanaan keadilan sosial, di mana seluruh warga negara memiliki hak dan kewajiban yang setara untuk hidup sejahtera dan bebas dari kesenjangan,” ujar Penasihat I Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemensos, Fatma Saifullah Yusuf, dalam pernyataan resminya, Senin (4/8/2025).
Fatma menjelaskan bahwa penyandang disabilitas termasuk dalam 12 kelompok Pemerlu Atensi Sosial (PAS) yang menjadi prioritas Kemensos. Ia berharap para pekerja muda tersebut mampu menunjukkan profesionalisme serta menjadi inspirasi bagi masyarakat luas.

“Khususnya untuk teman-teman tuli yang hari ini diterima bekerja di MAP, manfaatkanlah kesempatan ini dengan sebaik-baiknya. Bekerjalah dengan jujur, rajin, dan disiplin. Tunjukkan bahwa kalian layak dan mampu bersaing secara profesional,” pesannya.
Acara Kick Off MAP Impact yang digelar di MAP Retail Academy Campus, Sahid Sudirman Centre, Jakarta Kamis (31/7), diumumkan bahwa dari 11 peserta, empat orang direkrut sebagai karyawan kontrak dan ditempatkan di Food Hall Plaza Indonesia, Converse Kota Plaza Bangka, Calvin Klein Grand Indonesia, serta Hoka Grand Indonesia. Tujuh lainnya menjalani masa magang di kantor pusat MAP di bidang desain, administrasi, dan pemasaran.
Sebelum mulai bekerja, peserta dan mentor dari pihak MAP mengikuti tiga sesi pelatihan, termasuk pengenalan bahasa isyarat dan budaya kerja inklusif, yang difasilitasi oleh Juru Bahasa Isyarat (JBI) dari Sentra Mulya Jaya. Tujuannya adalah untuk menciptakan lingkungan kerja yang adaptif dan memberdayakan.
Fatma juga menyampaikan harapannya agar ke depan lebih banyak jenis disabilitas yang diberi kesempatan serupa. “Saya berharap MAP tidak hanya membuka kesempatan bagi teman tuli, tapi juga bagi penyandang disabilitas lainnya, seperti tuna daksa, agar bisa bekerja di berbagai unit usaha MAP di seluruh Indonesia,” ucapnya.
Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial Kemensos, Mira Riyati Kurniasih, menambahkan bahwa inisiatif ini baru langkah awal. Ia menegaskan bahwa Kemensos akan terus menjalin kemitraan dengan dunia usaha untuk memperluas jangkauan pemberdayaan bagi kelompok rentan, termasuk penyandang disabilitas.
“Kami punya Program Pemberdayaan Sosial Ekonomi (PPSE) yang dirancang untuk mendorong kewirausahaan dan membuka akses pekerjaan yang lebih luas bagi penyandang disabilitas,” ungkap Mira.

Ia menambahkan bahwa kolaborasi lintas sektor sangat penting untuk mempercepat pengurangan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Kemensos tidak bisa bekerja sendiri. Kolaborasi dengan sektor swasta seperti MAP menjadi sangat krusial,” jelasnya.
Sementara itu, CEO PT MAP Tbk, Virendra Prakash Sharma, menyambut baik kerja sama ini. Ia menyatakan bahwa perusahaan berkomitmen pada prinsip inklusivitas dan kesempatan kerja yang setara.
“Kami percaya bahwa setiap orang berhak atas kesempatan yang sama untuk bekerja. Kami menyambut hangat 11 teman baru yang kini menjadi bagian dari keluarga besar MAP,” ujarnya.
Sharma juga menambahkan bahwa MAP akan terus berinvestasi dalam pelatihan dan pengembangan keterampilan, baik secara daring maupun tatap muka, guna menunjang karier para penyandang disabilitas yang bergabung di perusahaan tersebut.