Jakarta – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menegaskan komitmen Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dalam memperkuat posisinya sebagai kota global. Salah satu langkah strategis yang ditempuh ialah melalui berbagai inisiatif yang mendorong terciptanya iklim investasi yang inovatif dan berkelanjutan.
Pernyataan tersebut disampaikan Pramono saat membuka Jakarta Investment Festival (JIF) Summit 2025 di St. Regis Jakarta, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (9/10).
“Alhamdulillah, Jakarta Investment Festival (JIF) Summit 2025 dapat terlaksana dengan baik. Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk menegaskan peran Jakarta sebagai kota yang terbuka, inklusif, dan kompetitif di kancah global,” ujar Pramono.
Dengan mengusung tema “Invest SMART for A Global Start”, JIF 2025 menjadi forum kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, dan para investor untuk memperkuat daya saing Jakarta di tingkat internasional. Konsep SMART Investment sendiri terdiri atas lima pilar utama, yakni Sustainable, Mutual Collaboration, Adding Value, Research and Data-Based, serta Tech and Innovation Oriented.
Pramono menuturkan, realisasi investasi di Jakarta menunjukkan pertumbuhan positif. Hingga semester I 2025, total investasi gabungan dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) tercatat mencapai Rp140,8 triliun, naik 16,9 persen dibandingkan periode sebelumnya yang sebesar Rp120,42 triliun.

“Peningkatan ini mencerminkan kepercayaan investor terhadap stabilitas dan prospek ekonomi Jakarta. Pemprov DKI akan terus menjaga kepercayaan ini melalui kebijakan yang transparan, efisien, dan berpihak pada kemajuan bersama,” jelasnya.
Beberapa negara tercatat sebagai investor terbesar di Jakarta, di antaranya Singapura, Jepang, Malaysia, Hong Kong, dan Tiongkok. Adapun sektor yang paling diminati meliputi transportasi, pergudangan, telekomunikasi, jasa, serta perdagangan dan reparasi.
Tahun ini, JIF menawarkan 32 proyek investasi siap lelang dengan total nilai mencapai Rp430,9 triliun atau sekitar USD26,9 miliar. Proyek-proyek tersebut mencakup pengembangan 13 kawasan prioritas dan infrastruktur telekomunikasi yang akan dijalankan oleh 10 BUMD dan satu BLUD DKI Jakarta.
Acara ini dihadiri sekitar 500 peserta, termasuk perwakilan pemerintah pusat, kedutaan besar, lembaga internasional, serta para investor domestik dan global.
“Melalui JIF Summit 2025, Pemprov DKI menegaskan komitmennya untuk terus menghadirkan ekosistem investasi yang sehat, kolaboratif, dan berorientasi inovasi, demi mewujudkan Jakarta sebagai kota global yang maju dan berkelanjutan,” kata Pramono.
Menteri Investasi dan Hilirisasi, Rosan Roeslani, turut mengapresiasi langkah kolaboratif Pemprov DKI. Menurutnya, Jakarta memiliki peran strategis dalam menopang pertumbuhan ekonomi nasional.
“Jakarta memberikan kontribusi signifikan bagi kemajuan Indonesia. Program seperti Waste to Energy dan pembangunan Giant Sea Wall tidak hanya berdampak bagi Jakarta, tetapi juga memberikan manfaat luas bagi lingkungan dan kesejahteraan masyarakat,” ujar Rosan.

Ia berharap sinergi antara pemerintah pusat, Pemprov DKI, dan sektor swasta terus diperkuat agar investasi di Jakarta semakin terbuka, mudah, dan berkelanjutan.
Sebagai wujud komitmen terhadap pelayanan investasi yang lebih efisien, Pemprov DKI tengah menyiapkan sistem Integrated Investment Gate—layanan satu pintu dengan 49 titik strategis di seluruh wilayah Jakarta. Melalui sistem ini, investor dapat berkonsultasi, memperoleh fasilitasi, serta memantau proses investasi secara transparan dan mudah.
Selain itu, Pemprov DKI juga menyiapkan insentif pajak bagi sektor-sektor strategis seperti hotel dan F&B, dengan potongan antara 20–50 persen. Pemerintah juga memberikan pembebasan atau pengurangan pajak bagi fasilitas publik seperti sekolah dan rumah sakit, sebagai bentuk dukungan terhadap pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.