27.1 C
Jakarta
Rabu, November 19, 2025
BerandaKATA BERITANASIONALPasokan Pangan Mulai Seret, BGN Ungkap Solusi untuk Tekan Harga

Pasokan Pangan Mulai Seret, BGN Ungkap Solusi untuk Tekan Harga

Jakarta – Badan Gizi Nasional (BGN) menegaskan bahwa keberagaman bahan dalam menu Program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi langkah penting untuk menjaga stabilitas pasokan sekaligus mencegah tekanan inflasi di daerah. Penegasan ini disampaikan Wakil Kepala BGN, Nanik S. Deyang, dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah, Senin (17/11), menanggapi kenaikan harga sejumlah komoditas pangan yang digunakan dalam penyusunan menu MBG.

Nanik mengungkapkan, kebutuhan bahan baku MBG mulai menunjukkan tekanan di berbagai wilayah, terutama pada komoditas sayuran dan protein hewani yang menjadi bahan utama tenaga gizi SPPG.

“Ketersediaan bahan baku MBG berpotensi menimbulkan gejolak harga. Saat ini harga wortel melonjak ke Rp23–25 ribu per kilogram, padahal sebelumnya hanya Rp12–14 ribu. Harga telur dan ayam potong juga ikut terkerek,” ujarnya dikutip daalam keterangan tertulis.

Ia menjelaskan, kenaikan harga tersebut dipicu penggunaan bahan baku yang kurang bervariasi. Tenaga gizi SPPG cenderung memakai jenis bahan yang sama setiap hari karena alasan keamanan pangan pasca sejumlah insiden di lapangan. “Pergantian bahan masih jarang dilakukan. SPPG memilih bahan yang paling aman dan itu yang dipakai terus, sehingga permintaan pada komoditas tertentu menumpuk,” kata Nanik.

Pasokan Pangan Mulai Seret, BGN Ungkap Solusi untuk Tekan Harga
Wakil Kepala BGN, Nanik S. Deyang memberikan paparan dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah, di Jakarta Senin (17/11/2025) (katafoto/HO/Humas BGN)

Menurut BGN, diversifikasi menu perlu menjadi langkah utama agar permintaan tidak hanya terfokus pada beberapa komoditas saja. Dengan 15.211 SPPG terverifikasi dan 13.953 di antaranya sudah operasional untuk melayani sekitar 43 juta penerima manfaat, pemakaian bahan yang seragam dapat memengaruhi harga pangan secara luas.

Sebagai langkah cepat, Nanik meminta tenaga gizi SPPG memperluas pilihan bahan pangan dalam menu harian. Diversifikasi ini juga dinilai dapat membantu petani, peternak, dan pelaku UMKM lokal. Ia mencontohkan kentang, yang produksinya sedang tinggi tetapi belum banyak terserap di beberapa daerah.

“Saya sudah meminta Waka Operasional agar menginstruksikan SPPG memakai kentang sebagai pengganti karbohidrat sementara waktu. Ini agar harga kentang naik dan serapan lokal meningkat,” jelasnya.

Nanik juga mencatat adanya tanda-tanda penurunan pasokan di pasar, termasuk minimnya ketersediaan buah di sejumlah pasar induk. Situasi ini mempertegas urgensi diversifikasi agar SPPG tidak bergantung pada satu atau dua komoditas. “Buncis, kacang panjang, wortel, dan pakcoy sudah mulai naik. Diversifikasi sangat penting untuk menyeimbangkan kembali permintaan,” tuturnya.

Ia memastikan bahwa kebijakan penggunaan bahan baku oleh SPPG akan terus menyesuaikan kondisi pasar secara dinamis.

“Komoditas yang harganya turun akan kita dorong untuk dipakai, sementara yang naik akan kita kurangi. Diversifikasi adalah kunci agar MBG tetap berjalan tanpa menambah tekanan pada pasar,” tutup Nanik.

Baca Juga

Mengejutkan, Video Pendek dan Meme Jadi Senjata Teroris Rekrut 110 Anak di 26 Provinsi

Jakarta - Densus 88 Antiteror Polri kembali mengumumkan perkembangan...

LRT Jakarta Lampaui Target Harian, Penumpang Tembus 1,1 Juta


Jakarta - Sejak mulai beroperasi pada 1 Desember 2019,...

UMKM Bangkit, Aksi Jersey untuk Pak Menteri Padati Kota Tua

Jakarta - Kawasan Kota Tua, Jakarta, dipadati para pelaku...

Job Fair Disabilitas Serap 150 Tenaga Difabel ke Dunia Kerja

Jakarta - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terus memperkuat...

Ikuti kami

- Notifikasi berita terupdate

Terkini

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini