Jakarta – Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Kemenimipas) mengumumkan kebijakan pembebasan biaya penggantian paspor bagi warga terdampak banjir di wilayah utara Sumatra, meliputi Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat.
Menteri Imipas, Agus Andrianto, menyampaikan bahwa ia telah menginstruksikan Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Imigrasi, Yuldi Yusman, untuk segera menerbitkan keputusan menteri yang menjadi dasar pelaksanaan kebijakan tersebut.
Agus juga memerintahkan jajaran Direktorat Jenderal Imigrasi dan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan untuk melakukan pendataan terhadap unit pelaksana teknis (UPT) yang terdampak bencana di lapangan.
“Setelah proses revitalisasi, kita akan mengetahui jenis kerusakan yang terjadi, permasalahan yang muncul, serta dampak bencana secara keseluruhan. Dari situ kita dapat menentukan langkah penanggulangan bersama,” ujarnya, Jumat (5/12).
Selain pembebasan biaya paspor, Kemenimipas turut menyalurkan bantuan berupa beras, kebutuhan perempuan dan bayi, hingga makanan siap konsumsi untuk warga terdampak banjir di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat.
Agus menjelaskan bahwa seluruh bantuan dikirim melalui TNI Angkatan Laut, karena sebagian besar logistik memiliki bobot yang tidak memungkinkan dikirim lewat jalur udara.
“Kami mengirimkan 20 ton beras, 1.500 pasang pakaian dalam wanita, 3.120 pembalut wanita, 3.152 popok anak, 9.200 kaleng susu, 2.660 kaleng sarden, 2.000 dus mi instan, serta 2.000 kaleng biskuit,” terangnya.
Ia menambahkan bahwa bantuan ini merupakan bentuk empati serta solidaritas Kemenimipas terhadap warga yang terdampak bencana. Ia juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh jajaran yang telah ikut berdonasi.
“Sebagai tindak lanjut dari arahan Presiden, kita semua memiliki kewajiban moral untuk membantu meringankan beban saudara-saudara kita yang hingga kini mungkin masih belum menerima bantuan,” ujarnya.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Jumat (5/12), jumlah korban meninggal akibat banjir dan longsor di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat mencapai 836 orang, sementara 509 orang masih dinyatakan hilang.

