29.3 C
Jakarta
Minggu, Juni 8, 2025
BerandaKATA BERITAHimbauan MUI dalam Pengelolaan Daging Kurban

Himbauan MUI dalam Pengelolaan Daging Kurban

Jakarta – Majelis Ulama Indonesia (MUI) memberikan himbauan terkait dengan pengelolaan daging kurban yang biasanya dikelola pengurus masjid dan mushala. Ketua MUI Bidang Fatwa Prof. KH Asrorun Ni’am Sholeh mengatakan, pada prinsipnya, masjid atau mushala maupun lembaga yang mengelola daging kurban dari mudhohi (orang yang berqurban) bertindak sebagai pemegang amanah. 

Tokoh yang akrab disapa Prof. Ni’am itu menekankan, sebagai pemegang amanah, harus menjalankan amanah secara baik. Salah satunya jangan hanya mempertimbangkan kuantitas. 

“Tapi tidak disertai dengan analisis mengenai pengelolaan daya tampung dan kapasitas, juga perencanaan distribusinya. Pemegang amanah untuk mengelola daging kurban harus memperhatikan beberapa aspek, khususnya aspek syariah. Dikelola secara bagus, disembelih sesuai dengan ketentuan syariah baik yang inti maupun sunnahnya. Termasuk ketentuan jangan sampai disembelih di luar waktu yang ditentukan,” ujar Prof. Ni’am.

Dalam proses penyembelihan hewan kurban, pemegang amanah harus memperhatikan aspek lingkungan. Hal ini agar tidak terjadinya kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh penyembelihan hewan kurban. Untuk mengantisipasi agar tidak terjadinya kerusakan lingkungan harus memperhatikan sanitas, higenitas dan juga kenyamanan lingkungan.

Ketua MUI Bidang Fatwa Prof KH Asrorun Ni’am Sholeh menyampaikan, pada prinsipnya, masjid atau mushaa maupun lembaga yang mengelola daging kurban dari mudhohi (orang yang berqurban) bertindak sebagai pemegang amanah. (katafoto/HO/MUI)

Proses penyembelihan hewan kurban, juga harus memperhatikan kesejahteraan hewan. Seperti tidak boleh melakukan kekerasan kepada hewan kurban yang berdampak menyakitkan.

”Makanya begitu sudah menyiapkan diri untuk mengelola hewan kurban, tentu harus mengukur kapasitasnya. Dia mampu dari sisi pengelolaan, menyiapkan penampungan, penyembelihan, menyiapkan distribusi, sehingga manfaatnya bisa optimal,” tegasnya. 

Pengelolaan hewan kurban harus dilakukan secara baik, sesuai dengan prinsip syariat guna mewujudkan kemaslahatan.

“Jangan sampai menyebabkan mafsadah (kemudaratan yang membawa kerusakan) termasuk pencemaran lingkungan. Kalau ada limbah, limbahnya ditampung, dilokalisir, kemudiaan dibuang ditempatnya. Distribusinya sesuai dengan ketentuan, kemudiaan, melakukan analisis mengenai manfaat yang optimal,” tegasnya. 

Pengasuh Pondok Pesantren An-Nahdlah, Depok, Jawa Barat ini mengingatkan, jangan sampai daging kurban ditimbun dan diserahkan kepada orang yang ternyata tidak berhak. Sementara yang berhak tidak dapat. MUI juga meminta para pengelola daging kurban untuk memperhatikan mekanisme dan kondisi antrian ketika pembagian daging kurban. 

“Termasuk mekanisme pembagiannya, jangan sampai orang disuruh antre, sehingga nanti bisa menyebabkan orang pingsan karena antrian dan sebagainya harus diantisipasi,” tutupnya.

Baca Juga

1.315 Ijazah Sudah Diputihkan, Pramono Anung Targetkan 6.652 di 2025

Jakarta - Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, secara resmi...

Libur Sekolah Diwarnai Diskon Tol dam Transportasi, Ini Lima Paket Stimulus Pemerintah


Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengumumkan bahwa...

Gaji ke-13 Cair Juni 2025: Dorong Konsumsi dan Pertumbuhan Ekonomi

Jakarta - Pemerintah resmi menyalurkan gaji ke-13 untuk seluruh...

Presiden Prabowo Salat Iduladha di Istiqlal, Serukan Makna Kurban

Jakarta - Presiden Prabowo Subianto, melaksanakan Salat Iduladha 1446...

Dukung Indonesia Open 2025, BMW Serahkan Mobil VIP untuk Atlet dan Tamu

Jakarta - BMW Indonesia bersama Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia...

Ikuti kami

- Notifikasi berita terupdate

Terkini

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini