32.9 C
Jakarta
Selasa, Desember 2, 2025
BerandaKATA BERITAKeren, KKP Sulap Jajanan Pasar Jadi Olahan Ikan Bergizi

Keren, KKP Sulap Jajanan Pasar Jadi Olahan Ikan Bergizi

Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil memperkenalkan fortifikasi  dalam bentuk hidrolisat protein ikan (HPI) ke dalam jajanan pasar dan camilan sehari-hari.  Implementasi HPI dalam jajanan bertujuan untuk meningkatkan asupan protein masyarakat sekaligus mendorong hilirasi perikanan.

“Harganas jadi kesempatan untuk mengenalkan cara baru mengonsumsi ikan, yakni melalui fortifikasi jajanan pasar dengan HPI,” ujar Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Budi Sulistiyo dalam keterangan tertulis.

Budi memaparkan asupan protein Indonesia tercatat 62,3 gram/kapita/hari, masih tertinggal dibanding negara maju. Berdasarkan data yang dihimpun jajarannya, asupan protein Tiongkok sebesar 121,7 gram/kapita/hari, Amerika Serikat 109,6, Norwegia 101,2; Vietnam 94,3, Malaysia 89,1, Thailand 66,5 dan Kamboja 63,6 gram/kapita/hari.

“Marilah kita gelorakan peningkatan asupan protein masyarakat dari 62 gram/kapita/hari menjadi > 100 gram/kapita/hari berbasis ikan untuk mewujudkan Generasi Emas Indomesia,” ungkap Budi.

Anak-anak foto bersama sambil memegang jajanan pasar dan camilan yang mengandung hidrolisat protein ikan (HPI) pada acara Gemar Ikan di Jogjakarta. (katafoto/HO/KKP)

Penggunaan HPI dalam jajanan pasar, seperti kue bolu kukus, kue sus, kue talam, sosis solo, cookies hingga cilok hampir tak mengubah rasa aslinya, serta membuat makanan tersebut lebih bergizi.

Misalnya dengan menambahkan 5-20 gram HPI kedalam 100 gram adonan produk menghasilkan kandungan gizi sebagaimana berikut, Cilok, kalori 126 kkal, protein 5,07 gram, dan lemak 3,72 gram. Kue bolu kukus , kalori 250 kkal, protein 5 gram, dan lemak 3 gram. Kemudian kue sosis solo, kalori 300 kkal, protein 10 gram, dan lemak 15 gram. Kue talam,  kalori 250 kkal, protein 5 gram, dan lemak 7 gram, serta kue sus,  kalori 300 kkal, protein 6 gram, dan lemak 18 gram.

“Kandungan ini sudah teruji di BBP3KP (Balai Besar Pengujian dan Penerapan Produk Kelautan dan Perikanan),” imbuh Budi.

Budi berharap fortifikasi HPI semakin populer karena penggunaannya bisa memberikan multiplier effect seperti serapan ikan nelayan, logistik, hingga membuka lapangan kerja. “Dengan HPI, kita tidak perlu kuatir lagi dengan jajanan anak, selain mendorong hilirisasi perikanan,” ujarnya.

Sementara itu, pada saat Gemarikan di Keraton Yogyakarta, Gubernur DI Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X berharap inovasi ini terus dikampanyekan ke masyarakat agar bisa menjadi bahan tambahan pangan seperti snack, cemilan dan lain sebagainya.

“Alhamdulillah fortifikasi HPI mendapat apresiasi karena pemanfaatannya bisa membuat masyarakat menjadi lebih nyaman dan mudah dalam memenuhi asupan protein dari ikan, lewat konsumsi berbagai santapan yang telah familiar dalam kehidupan sehari-hari,” tutupnya.

Baca Juga

Jelang Nataru 2026, PGN Pastikan Pasokan Gas Surabaya Aman 24 Jam

Surabaya - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) memastikan...

BMKG Peringatkan Potensi Megathrust di Sulawesi, Dua Kabupaten Diminta Waspada

Tolitoli - Kepala BMKG Kelas I Palu, Sujabar, mengingatkan...

Ada Call Center SAGI 127, BGN Perkuat Pengawasan Makan Bergizi Gratis

Jakarta - Badan Gizi Nasional (BGN) resmi meluncurkan Tema...

Kakao Bali Diakui Dunia, Ini Rahasia Pendampingan Cau Chocolates ke Petani

Cau Chocolates terus memperkuat pendampingan bagi para petani kakao...

Padang Lumpuh, Kerugian Infrastruktur Tembus Rp202 Miliar

Padang - Kota Padang menjadi daerah yang mengalami dampak...

Ikuti kami

- Notifikasi berita terupdate

Terkini

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini