Jakarta – Sepanjang kuartal tiga 2024, Kaspersky melaporkan telah mendeteksi dan memblokir lebih dari 4,6 juta serangan berbasis web di Indonesia. Angka ini menempatkan Indonesia di posisi ke-103 secara global dalam jumlah serangan yang berhasil dicegah. Namun, ancaman siber terus berkembang dengan teknik yang semakin canggih, termasuk upaya pelaku untuk mengaburkan kode berbahaya guna menghindari deteksi.
Selain serangan berbasis web, produk Kaspersky mencatat 9,3 juta insiden lokal yang terjadi di Indonesia pada kuartal yang sama. Dengan angka ini, Indonesia berada di posisi ke-69 secara global dalam insiden lokal, yang sebagian besar disebabkan oleh worms dan file virus. Insiden ini menunjukkan bagaimana ancaman malware masih sering menyebar melalui perangkat fisik seperti USB drive, CD/DVD, dan metode offline lainnya.
General Manager Kaspersky untuk Asia Tenggara dan Negara-Negara Berkembang Asia, Yeo Siang Tiong, menyoroti bahwa serangan siber tidak hanya menargetkan individu tetapi juga berbagai jenis bisnis. “Digitalisasi adalah hal yang positif, terutama dengan kemajuan teknologi seperti biometrik dan kecerdasan buatan. Namun, adopsi teknologi ini harus dilakukan dengan kewaspadaan penuh, karena penjahat siber terus mencari celah baru untuk dieksploitasi,” ungkap Yeo dikutip dalam keterangan tertulis
Untuk melindungi individu maupun bisnis dari ancaman siber yang terus meningkat, Kaspersky memberikan beberapa tips keamanan:
- Perbarui Perangkat Lunak Secara Berkala
Pastikan semua perangkat lunak menggunakan versi terbaru untuk menutup celah keamanan yang dapat dimanfaatkan peretas. - Patch VPN Segera
Perbarui perangkat lunak VPN secara rutin untuk mengamankan akses jarak jauh dan melindungi jaringan dari potensi ancaman. - Cadangkan Data Secara Rutin
Buat salinan data penting secara berkala dan simpan di lokasi yang aman untuk mencegah kehilangan akibat serangan ransomware atau kegagalan sistem.
- Hindari Perangkat Lunak Bajakan
Gunakan perangkat lunak resmi dari sumber terpercaya untuk menghindari risiko infeksi malware. - Batasi Akses Jarak Jauh
Kurangi akses ke layanan jarak jauh dan terapkan keamanan tambahan seperti autentikasi dua faktor untuk melindungi jaringan. - Pantau Aktivitas Jaringan
Awasi lalu lintas jaringan untuk mendeteksi perilaku mencurigakan dan segera tangani potensi ancaman. - Siapkan Rencana Darurat
Miliki langkah-langkah yang jelas untuk menghadapi insiden keamanan, serta lakukan simulasi secara berkala untuk memastikan kesiapan. - Evaluasi Keamanan Rantai Pasokan
Tinjau keamanan vendor dan layanan pihak ketiga yang terhubung dengan sistem perusahaan guna mencegah potensi kebocoran data.
Dengan meningkatnya ancaman siber, penerapan langkah-langkah keamanan yang proaktif menjadi sangat penting. Melalui strategi yang tepat, baik individu maupun perusahaan dapat melindungi aset digital mereka sekaligus memanfaatkan teknologi untuk pertumbuhan dan inovasi.