Jakarta – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kini menyediakan skrining kesehatan jiwa digital yang dapat diakses secara mandiri oleh masyarakat melalui aplikasi SATUSEHAT Mobile. Inovasi ini bertujuan untuk mempermudah masyarakat dalam melakukan pengecekan kesehatan jiwa secara mandiri.
Direktur Kesehatan Jiwa Kemenkes, dr. Imran Pambudi, MPHM, mengataka bahwa penggunaan SATUSEHAT Mobile untuk skrining kesehatan jiwa mandiri dapat membantu meningkatkan deteksi dini masalah kesehatan jiwa.
“Skrining ini merupakan langkah penting untuk mendeteksi kondisi kejiwaan individu, sehingga apabila ditemukan tanda-tanda gangguan mental, intervensi bisa dilakukan lebih cepat dan tepat,” ujar dr. Imran dikutip dari keterangan tertulis di Jakarta.
Cara Mudah Melakukan Skrining Kesehatan Jiwa Mandiri di SATUSEHAT Mobile
Melalui aplikasi SATUSEHAT Mobile, masyarakat cukup menjawab serangkaian pertanyaan yang tersedia. Berdasarkan jawaban tersebut, hasil skrining dapat digunakan untuk menindaklanjuti ke fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) jika ditemukan indikasi masalah kesehatan jiwa.
“Hasil skrining yang menunjukkan indikasi gangguan kesehatan jiwa akan diarahkan untuk mendapatkan tindak lanjut ke fasyankes terdekat. Fasyankes tersebut bisa dijangkau langsung atau menggunakan layanan telemedisin yang tersedia,” jelas dr. Imran.
Chief of Technology Transformation Office (TTO), Setiaji, S.T., M.Si, menambahkan bahwa fitur skrining kesehatan jiwa dalam SATUSEHAT Mobile dapat diakses secara gratis oleh masyarakat.
“Masyarakat bisa memanfaatkan layanan skrining kesehatan mental secara mandiri dan skrining awal ini bisa diakses gratis melalui aplikasi SATUSEHAT Mobile,” tambah Setiaji.
Langkah-langkah Mengakses Skrining Kesehatan Jiwa di SATUSEHAT Mobile:
- Unduh SATUSEHAT Mobile di Play Store atau App Store.
- Pilih menu ‘Fitur’, lalu pilih ‘Kesehatan Mental’.
- Pilih ‘Mulai Skrining’.
- Jawab pertanyaan yang muncul sesuai kondisi yang dialami dalam 30 hari terakhir.
- Setelah selesai, hasil skrining akan ditampilkan, termasuk edukasi kesehatan serta rekomendasi pelayanan kesehatan yang sesuai.
Menurut Setiaji, hasil skrining yang didapatkan melalui SATUSEHAT Mobile dapat menjadi acuan bagi psikolog atau psikiater untuk memahami kondisi awal kesehatan mental individu yang bersangkutan saat mereka mengakses layanan kesehatan lanjutan di fasyankes.
“Pertanyaan-pertanyaan dalam skrining ini menggunakan standar kuesioner internasional dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), seperti Strength and Difficulties Questionnaire (SDQ) untuk usia 10-17 tahun, dan Self-Reporting Questionnaire (SRQ) untuk usia 18 tahun ke atas,” ungkap Setiaji.
Langkah ini diharapkan dapat mempercepat proses diagnosis serta memberikan layanan kesehatan jiwa yang lebih efektif, dengan dukungan teknologi yang lebih mudah diakses oleh masyarakat.