Jakarta – Kementerian Pertanian (Kementan) mengambil langkah strategis dengan menghentikan sementara penerbitan rekomendasi impor daging domba dewasa atau mutton. Langkah ini bertujuan melindungi peternak lokal dari tekanan harga yang tidak sehat akibat melimpahnya daging impor murah, terutama dari Australia.
“Langkah ini kami ambil untuk melindungi keberlanjutan usaha peternakan rakyat. Kami ingin memastikan harga daging impor tidak menekan peternak lokal,” ujar Agung Suganda, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, dalam keterangan resmi di Jakarta. Kebijakan ini sejalan dengan arahan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman untuk mendukung swasembada pangan nasional.
Kementan telah menyusun sejumlah langkah konkret untuk memastikan perlindungan bagi peternak lokal. Berikut beberapa inisiatif yang telah dilaksanakan:
Dialog dan Aspirasi Peternak
Pada 18 November 2024, Kementan mengadakan audiensi dengan Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia (HPDKI). Rembuk Nasional di Boyolali pada 21 November 2024 menjadi momen penting untuk menyerap aspirasi dan masukan peternak.
Inspeksi dan Pengawasan
Inspeksi mendadak dilakukan ke 13 gudang importir daging pada 24 November 2024. Tujuannya memastikan kepatuhan terhadap regulasi dan menghitung stok daging yang tersedia.
Komitmen Importir
Pada 26 November 2024, importir daging menandatangani surat pernyataan yang berisi tiga poin utama, Melaporkan realisasi impor dan stok secara berkala, Tidak mendistribusikan daging impor ke UMKM seperti restoran, katering, atau pedagang kecil untuk menjaga pasar lokal. Memastikan pemasukan daging sesuai rekomendasi tanpa mengganggu pasar domestik.
Rencana Peningkatan Ekspor
Kementan mempercepat harmonisasi regulasi ekspor ke Malaysia dan Brunei. Hal ini bertujuan membuka akses pasar internasional untuk menyerap surplus produksi domba dan kambing lokal.
Agung menegaskan bahwa kebijakan ini tidak hanya berorientasi pada perlindungan peternak kecil, tetapi juga mendukung kemandirian pangan dan keberlanjutan subsektor peternakan. “Kami ingin menciptakan keseimbangan pasar yang sehat, sekaligus mengurangi ketergantungan pada daging impor,” ungkapnya.
Langkah ini juga diharapkan mampu memperkuat posisi Indonesia sebagai negara agraris dengan peternakan yang tangguh. Kementan optimis bahwa melalui kebijakan ini, peternak lokal dapat lebih kompetitif dan berdaya saing di pasar domestik maupun internasional.