Jakarta – Sepanjang Januari hingga Desember 2024, Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Timur telah melakukan pengerukan lumpur di 24 titik, termasuk saluran air, kali, dan embung. Langkah ini merupakan bagian dari upaya mitigasi untuk mengurangi risiko banjir atau genangan di wilayah tersebut.
Kepala Seksi Pemeliharaan Sudin SDA Jakarta Timur, Puryanto Palebangan, mengatakan bahwa pengerukan ini dilakukan secara bertahap sejak awal tahun. Prosesnya menggunakan metode swakelola dengan melibatkan personel satgas serta alat berat yang dikelola oleh UPT Alkal Dinas SDA.
“Total pengerukan dilakukan di 24 lokasi yang tersebar di 10 kecamatan mencakup embung, waduk, kali, dan saluran air,” ujar Puryanto dikutip dari laman berita jakarta, Selasa (24/12).
Puryanto menambahkan, bahwa ketebalan lumpur di lokasi pengerukan rata-rata mencapai 1,5 hingga 2 meter. Hasil pengerukan tersebut kemudian dibuang ke sand trap Kanal Banjir Timur (KBT) di kawasan Ujung Menteng, Cakung.
“Untuk setiap lokasi pengerukan, kami mengerahkan dua hingga tiga alat berat yang telah tersedia,” imbuhnya.
Beberapa titik pengerukan yang disebutkan, antara lain:
- Waduk Ria Rio, Pulogadung: Volume pengerukan mencapai 36.365 meter kubik.
- Waduk Pondok Ranggon: Menghasilkan volume pengerukan sebanyak 96.048 meter kubik.
- Kali Ciliwung (segmen dari Jembatan Jalan MT Haryono hingga Jembatan Jalan KH Abdullah Syafei): Volume pengerukan mencapai 33.216 meter kubik.
- Saluran Penghubung (Phb) Rawa Babek TNI di samping Bizpak/Batu Bara: Volume pengerukan sebesar 500 meter kubik.
- Saluran Phb Induk Anak Kali Ciliwung di Cililitan: Volume pengerukan mencapai 119.459 meter kubik.
Selain lokasi-lokasi tersebut, pengerukan juga dilakukan di sejumlah titik lainnya yang memerlukan penanganan. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi risiko banjir dan memastikan aliran air tetap lancar, khususnya selama musim hujan.