Jakarta – Penguatan ekosistem digital yang aman, berkelanjutan, dan tangguh terhadap ancaman siber menjadi salah satu prioritas utama. Langkah ini juga sejalan dengan visi pembangunan nasional dan program Asta Cita dalam meningkatkan daya saing SDM serta mempercepat transformasi digital.
Sebagai bagian dari inisiatif ini, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI, melalui Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi dan Investasi, menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Royal Melbourne Institute of Technology (RMIT), PT Innoveight Technofarm Indonesia (Innov8), dan Infinite Learning (Nongsa Digital Park). Bentuk inisiatif ini bertujuan untuk memberikan pelatihan keamanan serta ketahanan siber bagi tenaga kerja Indonesia, guna memperkuat daya saing di sektor ekonomi digital.
Kolaborasi Strategis untuk Meningkatkan Keamanan Siber
Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi dan Investasi, Edi Prio Pambudi, menyatakan bahwa kerja sama ini merupakan langkah awal dalam membangun ketahanan siber nasional.
“Dimulai dari aspek keamanan siber, para mitra akan bekerja secara optimal dalam mengembangkan keterampilan teknologi melalui keunggulan masing-masing institusi. Kami berharap kerja sama ini dapat menciptakan SDM unggul yang siap menghadapi tantangan digital di masa depan,” ujar Edi dikutip dalam keterangan tertulis di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta pada Rabu (12/2).
Direktur Infinite Learning, Marco Bardelli, menambahkan bahwa keamanan siber merupakan elemen penting dalam pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia.
“Infinite Learning yang berbasis di KEK Nongsa mendukung pengembangan Indonesian Centre of Excellence for Cybersecurity (ICEC) sebagai pusat unggulan dalam pelatihan dan riset di bidang keamanan siber,” jelas Marco.
Sementara itu, James Karnadi, perwakilan dari PT Innoveight Technofarm Indonesia (Innov8), menegaskan bahwa keamanan siber bukan sekadar bagian dari teknologi, tetapi merupakan fondasi bagi masa depan ekonomi digital.
“Kami percaya bahwa MoU ini bukan hanya sekadar kesepakatan, tetapi langkah awal menuju penciptaan warisan yang berdampak jangka panjang bagi Indonesia,” tuturnya.

Peran RMIT dan Australia dalam Penguatan SDM Indonesia
Sebagai institusi pendidikan tinggi terkemuka, RMIT University akan mendukung sektor industri Indonesia dengan edukasi mengenai prinsip perlindungan jaringan serta dampak keamanan siber dalam dunia usaha.
“RMIT siap bekerja sama dengan Indonesia dalam meningkatkan kapasitas SDM melalui pengalaman belajar inovatif di bidang keamanan siber,” kata Mish Eastman, Deputy Vice-Chancellor Vocational Education and Vice-President RMIT.
Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia, Gita Kamath, yang turut hadir dalam acara ini, menegaskan bahwa kemitraan ini merupakan bagian dari hubungan jangka panjang antara Indonesia dan Australia, khususnya dalam pengembangan pendidikan dan keterampilan.
“Indonesia dan Australia memiliki kerja sama erat dalam bidang pendidikan tinggi dan vokasi. Sebelumnya, Monash University telah memperkuat hubungan akademik kedua negara, diikuti oleh kehadiran Western Sydney University dan Deakin Lancaster University. Kini, RMIT melanjutkan komitmen tersebut dengan memperkuat kehadirannya melalui pelatihan di sektor keamanan siber. Inisiatif ini juga mendukung ketahanan ekonomi serta keamanan digital Indonesia,” ujar Kamath.
Dukungan terhadap Visi Indonesia Emas 2045
Penandatanganan MoU ini menjadi salah satu langkah nyata dalam upaya pengembangan tenaga kerja Indonesia dan mendukung program Asta Cita Presiden Prabowo dalam memprioritaskan investasi di bidang pendidikan dan keterampilan STEM (Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika).
“Kemitraan ini memiliki visi besar dalam pengembangan keterampilan di industri teknologi maju, termasuk artificial intelligence (AI), cybersecurity, machine learning, dan quantum computing,” tambah Deputi Edi.
Selain itu, kerja sama ini sejalan dengan ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA) yang tengah disusun Indonesia tahun ini. Kesepakatan tersebut menjadi peluang strategis bagi Indonesia untuk berperan sebagai pusat inovasi dan pengembangan keterampilan digital di ASEAN.
“MoU ini akan mendukung pendekatan berbasis jaringan dalam pelatihan teknologi, menggunakan model hub-and-spokes yang memungkinkan keterhubungan antarnegara ASEAN dan berbagai wilayah di Indonesia. Program pelatihan interaktif dan hybrid ini dirancang agar sesuai dengan kebutuhan industri masa kini,” pungkas Deputi Edi.