Jakarta – Direktur Pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Havidh Nazif, mengungkapkan bahwa pemerintah menargetkan pembangunan 62.918 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) hingga tahun 2030.
“Kami menargetkan pembangunan SPKLU mencapai 62.918 unit di seluruh wilayah Indonesia hingga 2030,” ujar Havidh dalam keterangan tertulis pada Selasa (18/02)
Havidh menjelaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari implementasi Keputusan Menteri ESDM Nomor 24.K/2025 mengenai Rencana Pengembangan SPKLU, yang bertujuan mempercepat serta memperluas ketersediaan infrastruktur pengisian daya kendaraan listrik di Indonesia.
Terkait teknologi SPKLU dalam lima tahun ke depan, mayoritas atau sekitar 55 persen di antaranya menggunakan Medium Charger dengan total 30.796 unit. Selain itu, akan dibangun Fast Charger sebanyak 19.538 unit (28 persen) serta Ultra Fast Charger sebanyak 12.584 unit (17 persen).
Pada tahun 2025, pembangunan infrastruktur SPKLU ditargetkan mencapai 5.810 unit dengan rasio kendaraan listrik berbasis baterai (KBLBB) sebesar 98.764 unit. Angka ini diproyeksikan terus meningkat secara bertahap hingga tahun 2030.
Berikut proyeksi perkembangan pembangunan SPKLU:
- Tahun 2026: 9.633 SPKLU (proyeksi KBLBB 163.764 unit)
- Tahun 2027: 14.339 SPKLU (243.764 unit KBLBB)
- Tahun 2028: 26.251 SPKLU (243.764 unit KBLBB)
- Tahun 2029: 42.251 SPKLU (633.764 unit KBLBB)
- Tahun 2030: 62.918 SPKLU (943.764 unit KBLBB)
Selain jumlah SPKLU yang terus bertambah, distribusi lokasi juga menjadi perhatian agar tersebar merata di setiap provinsi. Beberapa lokasi strategis yang dipilih antara lain pusat perbelanjaan, perkantoran, kawasan industri, rest area jalan tol, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), destinasi wisata, rumah sakit, stasiun kereta api, terminal, hotel, serta pelabuhan.
“Kami berupaya memastikan masyarakat yang menggunakan kendaraan listrik dapat merasa nyaman, tidak hanya untuk perjalanan di dalam kota, tetapi juga saat bepergian ke luar kota,” jelas Havidh.