Jakarta – Selama bulan Ramadan 1446 Hijriah, Imam Besar Masjid Istiqlal yang juga menjabat sebagai Menteri Agama, Nasaruddin Umar, memaparkan berbagai program keislaman yang akan dilaksanakan. Masjid Istiqlal akan menjadi pusat kegiatan ibadah, kajian, serta berbagi kebersamaan melalui program buka puasa dan sahur bersama.
“Masjid Istiqlal memiliki program jangka pendek dan panjang, termasuk kajian keislaman yang bertujuan untuk mempererat kerukunan umat dan memberikan wawasan kebangsaan,” ujar Nasaruddin Umar dalam konferensi pers bertema “Elevate Your Vibes of Ramadan” di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (28/2)
Sebagai bagian dari kepedulian terhadap masyarakat, Masjid Istiqlal menyediakan 4.000 paket makanan setiap hari untuk berbuka puasa dan sahur. “Kami ingin Masjid Istiqlal menjadi contoh bagi masjid lain dalam menyelenggarakan Ramadan yang inklusif dan penuh keberkahan,” tambahnya.
Pusat Kegiatan Keislaman & Pengakuan Internasional
Masjid Istiqlal diperkirakan akan dikunjungi oleh ribuan jemaah setiap hari selama Ramadan. Kepercayaan terhadap masjid ini juga semakin meningkat di tingkat global.
“Masjid Istiqlal diakui sebagai salah satu masjid yang aktif dalam pemberdayaan umat. Bahkan, kami telah berbagi pengalaman dalam pengelolaan masjid melalui berbagai workshop internasional,” ungkap Nasaruddin dikutip dalam laman kemenag.
Selain kegiatan ibadah, program sosial juga menjadi fokus utama Ramadan tahun ini. Masjid Istiqlal menghadirkan Kampung Ramadan Internasional, yang akan menampilkan berbagai aktivitas keislaman dan kebudayaan dari berbagai negara.
“Kami mengadakan tadarus Al-Qur’an setiap hari, dan pada 10 hari terakhir Ramadan, masjid akan buka 24 jam penuh. Uniknya, Ramadan di Indonesia memiliki toleransi tinggi, bahkan umat non-Muslim turut berpartisipasi dalam beberapa kegiatan,” jelasnya.
Hotel Gratis untuk Musafir dan Pemberangkatan Kader Ulama ke AS
Sebagai bentuk pelayanan bagi musafir dan tamu dari luar daerah, Masjid Istiqlal menyediakan sekitar 40 kamar penginapan gratis, termasuk sarapan.
Tidak hanya itu, program pengembangan kader ulama juga terus berjalan. “Hari ini, kami memberangkatkan kader ulama ke Amerika Serikat untuk memperdalam ilmu agama dan metodologi keilmuan selama enam bulan. Mereka akan belajar di Al-Azhar University dan Amerika Serikat, serta mendalami bahasa Arab dan Inggris,” kata Nasaruddin Umar.
Program ini merupakan hasil kerja sama dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), bertujuan untuk mencetak pemimpin agama yang berwawasan luas dan mampu membimbing umat dengan perspektif global.
Wisata Religi, Kursus Bahasa, dan Pengembangan Ekonomi Masjid
Masjid Istiqlal juga mengembangkan berbagai program edukatif dan ekonomi berbasis masjid. “Kami menyediakan kursus bahasa Mandarin, Inggris, dan Arab secara gratis. Selain itu, wisata religi di Istiqlal memungkinkan pengunjung untuk memahami budaya Islam dari berbagai negara,” tambahnya.
Untuk memperkuat peran ekonomi umat, Masjid Istiqlal juga sedang merintis pasar intelektual dan mengembangkan basis ekonomi berbasis masjid. “Kami ingin menjadikan masjid tidak hanya sebagai pusat ibadah, tetapi juga pusat pemberdayaan ekonomi masyarakat,” tandas Nasaruddin Umar.