Iring-iringan prajurit Kraton Yogyakarta mengawal gunungan menuju depan Masjid Gedhe Kauman, Yogyakarta, Sabtu (07/05/2025). Tradisi Grebeg Besar Keraton Yogyakarta merupakan rangkaian perayaan Idul Adha 1446 H sebagai simbol sedekah raja kepada rakyatnya sekaligus wujud syukur kepada Tuhan yang Maha Esa. (katafoto/Dhoni Setiawan)
Iring-iringan prajurit Kraton Yogyakarta mengawal gunungan menuju depan Masjid Gedhe Kauman, Yogyakarta, Sabtu (07/05/2025). Tradisi Grebeg Besar Keraton Yogyakarta merupakan rangkaian perayaan Idul Adha 1446 H sebagai simbol sedekah raja kepada rakyatnya sekaligus wujud syukur kepada Tuhan yang Maha Esa. (katafoto/Dhoni Setiawan)
Iring-iringan prajurit Kraton Yogyakarta mengawal gunungan menuju depan Masjid Gedhe Kauman, Yogyakarta, Sabtu (07/05/2025). Tradisi Grebeg Besar Keraton Yogyakarta merupakan rangkaian perayaan Idul Adha 1446 H sebagai simbol sedekah raja kepada rakyatnya sekaligus wujud syukur kepada Tuhan yang Maha Esa. (katafoto/Dhoni Setiawan)
Iring-iringan pasukan berkuda Kraton Yogyakarta mengawal gunungan menuju depan Masjid Gedhe Kauman, Yogyakarta, Sabtu (07/05/2025). Tradisi Grebeg Besar Keraton Yogyakarta merupakan rangkaian perayaan Idul Adha 1446 H sebagai simbol sedekah raja kepada rakyatnya sekaligus wujud syukur kepada Tuhan yang Maha Esa. (katafoto/Dhoni Setiawan)
Iring-iringan pasukan Gajah Kraton Yogyakarta mengawal gunungan menuju depan Masjid Gedhe Kauman, Yogyakarta, Sabtu (07/05/2025). Tradisi Grebeg Besar Keraton Yogyakarta merupakan rangkaian perayaan Idul Adha 1446 H sebagai simbol sedekah raja kepada rakyatnya sekaligus wujud syukur kepada Tuhan yang Maha Esa. (katafoto/Dhoni Setiawan)
Abdi dalam membawa Gunungan menuju depan Masjid Gedhe Kauman, Yogyakarta, Sabtu (07/05/2025). Tradisi Grebeg Besar Keraton Yogyakarta merupakan rangkaian perayaan Idul Adha 1446 H sebagai simbol sedekah raja kepada rakyatnya sekaligus wujud syukur kepada Tuhan yang Maha Esa. (katafoto/Dhoni Setiawan)
Para abdi dalem Kraton Yogyakarta mengambil isi Gunungan untuk dibagikan kepada warga di depan Masjid Gedhe Kauman, Yogyakarta, Sabtu (07/05/2025). Tradisi Grebeg Besar Keraton Yogyakarta merupakan rangkaian perayaan Idul Adha 1446 H sebagai simbol sedekah raja kepada rakyatnya sekaligus wujud syukur kepada Tuhan yang Maha Esa. (katafoto/Dhoni Setiawan)
Seorang abdi dalem Kraton Yogyakarta membagikan isi dalam Gunungan kepada warga di depan Masjid Gedhe Kauman, Yogyakarta, Sabtu (07/05/2025). Tradisi Grebeg Besar Keraton Yogyakarta merupakan rangkaian perayaan Idul Adha 1446 H sebagai simbol sedekah raja kepada rakyatnya sekaligus wujud syukur kepada Tuhan yang Maha Esa. (katafoto/Dhoni Setiawan)
Yogyakarta – Keraton Yogyakarta kembali menggelar tradisi tahunan Grebeg Besar yang bertepatan dengan Hari Raya Iduladha, 10 Dzulhijjah 1446 Hijriah. Tradisi ini merupakan salah satu upacara budaya penting yang sarat makna dan selalu dinantikan masyarakat.
Kata “Grebeg” berasal dari bahasa Jawa, yakni “gumrebeg,” yang menggambarkan suara riuh atau keramaian yang terjadi dalam sebuah perayaan atau upacara besar.
Sejak pagi, ribuan warga memadati kawasan sekitar Masjid Gedhe Kauman dan lingkungan Keraton Yogyakarta untuk menyaksikan prosesi Grebeg Besar. Iring-iringan prajurit Keraton menjadi pemandangan utama dalam perayaan ini.
Prosesi diawali dengan barisan prajurit Keraton Yogyakarta yang berjalan kaki dari dalam kompleks keraton menuju Masjid Gedhe Kauman. Terdapat 10 bregada (pasukan) prajurit dengan total sekitar 800 orang yang terlibat dalam acara kali ini.
Tidak hanya pasukan jalan kaki, Grebeg Besar juga dimeriahkan dengan kehadiran pasukan gajah, pasukan berkuda, dan arak-arakan gunungan. Gunungan tersebut berisi beragam hasil bumi seperti sayuran, buah, hingga makanan tradisional. Gunungan melambangkan rasa syukur Keraton atas limpahan rezeki dan menjadi simbol keharmonisan antara manusia dan alam.
Tahun ini, ada enam gunungan yang diarak dalam prosesi. Berbeda dengan masa lalu, di mana masyarakat saling berebut isi gunungan, kali ini Abdi Dalem Keraton membagikan langsung isi gunungan kepada masyarakat secara tertib. Tradisi ini mencerminkan semangat berbagi dan rasa syukur atas hasil bumi yang melimpah, sekaligus sebagai pengingat pentingnya menjaga kelestarian alam.
Lebih dari sekadar ritual budaya, Grebeg Besar juga mencerminkan nilai-nilai filosofi masyarakat Yogyakarta—seperti penghormatan terhadap pemimpin, keteraturan sosial, serta syukur terhadap berkah kehidupan.