Volkswagen Group kembali mengucurkan dana segar sebesar €1 miliar ke Rivian, produsen kendaraan listrik asal Amerika Serikat, setelah perusahaan rintisan tersebut berhasil memenuhi target keuangan penting. Pendanaan ini memperkuat kemitraan strategis keduanya, sekaligus menjadi bagian dari total komitmen investasi sebesar €4,95 miliar yang diumumkan tahun lalu.
Suntikan modal terbaru ini tidak hanya menopang likuiditas Rivian yang masih berjuang mencetak laba, tetapi juga menandai langkah besar Volkswagen dalam mengatasi tantangan pengembangan perangkat lunak yang selama ini membayangi portofolio kendaraan listrik (EV) mereka.
Melansir dari laman arenaev, Volkswagen diproyeksikan menjadi pemegang saham tunggal terbesar di Rivian, menggantikan posisi Amazon. Saat ini, porsi kepemilikan saham VW telah mencapai 8,6% setelah investasi awal, dan akan terus meningkat seiring terpenuhinya tonggak-tonggak yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Meski belum ada rincian resmi terkait porsi kepemilikan terbaru, langkah ini menegaskan keseriusan VW dalam memperkuat posisinya di pasar kendaraan listrik global.
Rivian Volkswagen Technologies: Pusat Kolaborasi Teknologi
Inti dari kemitraan ini terletak pada pendirian perusahaan patungan bernama Rivian Volkswagen Technologies, yang akan menyerap €1,96 miliar dari total investasi. Fokus utama kolaborasi ini adalah pengembangan bersama sistem elektronik dan perangkat lunak generasi baru yang akan digunakan pada lini EV dari kedua perusahaan.
Volkswagen sendiri diketahui mengalami tantangan besar dalam mengembangkan perangkat lunak in-house, yang sempat menyebabkan penundaan produksi dan peluncuran sejumlah model EV. Kolaborasi ini diharapkan menjadi solusi strategis jangka panjang, dengan produk pertama hasil sinergi teknologi tersebut diperkirakan akan terwujud pada model VW ID.1—mobil listrik kecil dengan harga terjangkau sekitar €20.000 yang direncanakan mulai diproduksi di Portugal pada September 2027.
Rivian Masih Tekor, Tapi Optimistis
Bagi Rivian, kucuran dana dari Jerman ini merupakan penyelamat penting di tengah situasi finansial yang belum sepenuhnya stabil. Meski mencatatkan laba kotor pada kuartal IV 2024 dan kuartal I 2025—syarat penting untuk pencairan dana tahap kedua dari VW—Rivian masih memproyeksikan kerugian EBITDA sebesar €1,45 hingga €1,62 miliar pada 2025.
Perusahaan juga melaporkan penurunan pengiriman kendaraan pada kuartal kedua 2025, yakni sebanyak 10.661 unit atau turun 23% dibanding periode yang sama tahun lalu. Penurunan tersebut disebut sebagai dampak dari proses retooling pabrik di Normal, Illinois, guna mempersiapkan produksi model terbaru untuk 2026. Selain itu, permintaan terhadap lini R1 (R1T dan R1S) mulai melemah karena harga yang dinilai terlalu tinggi untuk pasar massal.
Rivian kini menggantungkan masa depan pertumbuhan pada peluncuran model R2 dan R3, crossover EV dengan harga lebih terjangkau. Model R2 dengan banderol sekitar $45.000 dijadwalkan mulai diproduksi pada 2026, menjadi langkah awal perusahaan dalam menjangkau pasar yang lebih luas. Dana dari Volkswagen diperkirakan akan memberikan napas panjang dalam proses produksi sekaligus mendekatkan Rivian pada target profitabilitas jangka panjang.
Adapun sisa pembayaran dari Volkswagen—termasuk €1 miliar lainnya pada tahun 2026—akan dikaitkan dengan pencapaian tonggak teknologi tertentu, bukan hanya kinerja keuangan. Pembayaran final sebesar €427 juta akan diberikan jika peluncuran produksi mobil Volkswagen pertama yang menggunakan teknologi Rivian berjalan sukses.