29.5 C
Jakarta
Sabtu, September 27, 2025
BerandaKATA EKBISEKONOMI dan KINERJATarif Impor AS Turun Jadi 19 Persen, Kadin Optimistis Ekspor Indonesia Melejit

Tarif Impor AS Turun Jadi 19 Persen, Kadin Optimistis Ekspor Indonesia Melejit

Jakarta – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyambut positif keputusan Amerika Serikat (AS) menurunkan tarif impor terhadap produk Indonesia dari 32% menjadi 19%. Langkah ini diyakini akan mendorong lonjakan ekspor nasional dalam lima tahun ke depan.

Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Novyan Bakrie, menyampaikan apresiasi atas hasil negosiasi perdagangan yang berhasil diraih pemerintah, terlebih kesepakatan tersebut diumumkan langsung oleh Presiden AS, Donald Trump.

“Selamat kepada pemerintah. Ini pencapaian yang baik, apalagi dilakukan saat Indonesia mencatat surplus perdagangan dengan AS,” ujar Anindya dalam keterangannya, Rabu (16/7).

Melansir dari laman berita satu, Anindya mengakui munculnya pertanyaan dari berbagai pihak terkait mengapa tarif impor tidak bisa ditekan lebih rendah. Namun, menurutnya, tarif 19% sudah tergolong kompetitif jika dibandingkan dengan negara lain dalam kondisi perdagangan global saat ini.

Sebagai perbandingan, tarif impor untuk produk Meksiko mencapai 35%, China 30%, sementara Inggris hanya 10% karena neraca perdagangannya dengan AS defisit. Di sisi lain, Indonesia justru mencatat surplus hingga US$ 18 miliar.

“Wajar jika ada pertanyaan soal tarif. Tapi dengan posisi surplus sebesar itu, tentu AS punya pertimbangan mengenakan tarif. Tarif 19% ini relatif masih kompetitif,” jelasnya.

Lebih lanjut, Kadin meyakini bahwa kesepakatan ini dapat memberikan dampak signifikan terhadap nilai perdagangan bilateral. Anindya memperkirakan, dalam lima tahun mendatang, nilai ekspor Indonesia ke AS dapat meningkat dua kali lipat.

“Perdagangan kita dengan AS saat ini sekitar US$ 40 miliar. Dengan momentum ini, saya optimistis bisa naik menjadi US$ 80 miliar dalam lima tahun ke depan,” paparnya.

Untuk mengantisipasi lonjakan permintaan, Kadin akan segera menggelar pertemuan dengan para pelaku industri nasional, khususnya dari sektor tekstil, garmen, alas kaki, dan elektronik.

Anindya menekankan pentingnya kesiapan industri dalam negeri agar peluang yang terbuka lebar ini tidak dimanfaatkan oleh negara lain karena lemahnya kapasitas produksi Indonesia.

“Kita tidak boleh lengah. Jangan sampai sudah diberi kemudahan, justru negara lain yang menikmati manfaatnya karena kita tidak siap secara produksi,” pungkasnya.

Baca Juga

Pemprov DKI Beri Keringanan Pajak, Generasi Muda Kini Lebih Mudah Punya Rumah

Jakarta - Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, mengumumkan kebijakan...

Dana Desa Lanny Jaya Diselewengkan Rp168 M, Pj Bupati hingga Pihak Bank Jadi Tersangka

Papua - Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Papua...

Tak Hanya Belanja, Tamini Square Hadirkan SDH yang Mampu Menampung 1.500 siswa

Jakarta - Sekolah Dian Harapan (SDH) resmi membuka cabang...

Momen Bersejarah, Presiden Prabowo Anugerahkan Bintang Jasa Utama untuk Bill Gates

Presiden Prabowo Subianto, bertemu dengan tokoh filantropi dunia sekaligus...

DBS Ajak Nasabah Eksplorasi Inovasi Bisnis di Shenzhen dan Hong Kong

Hasil riset Customer Immersion untuk segmen private banking Bank...

Ikuti kami

- Notifikasi berita terupdate

Terkini

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini